Nasional, gemasulawesi – Menparekraf, Sandiaga Uno, diketahui melakukan pembahasan terkait isu terkini dan juga menghadirkan solusi bersama dengan para pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Disebutkan jika pembahasan yang dilakukan Menparekraf tersebut bertujuan untuk memastikan pariwisata Bali semakin berkualitas dan berkelanjutan.
Dalam keterangannya kemarin, 17 Mei 2024, Sandiaga Uno mengungkapkan pihaknya menyiapkan fokus grup diskusi sebagai solusi untuk permasalahan-permasalah terkini.
“Menyambut World Water Forum dan juga memanfaatkan posisi Bali sebagai destinasi unggulan di Indonesia, yang termasuk juga dengan menjaga budaya Bali, tidak kami tinggalkan,” katanya.
Diketahui sejumlah isu yang dibahas dalam diskusi, seperti isu yang belakangan ini banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat Bali.
“Terutama yang ramai di media sosial akhir-akhir ini, seperti dugaan sejumlah WNA yang melakukan ritual yang bernuansa erotis,” ujarnya.
Dia menambahkan semua pihak yang hadir dalam diskusi sepakat jika ekosistem pariwisata harus diperkuat.
“Untuk ke depannya, kami akan meningkatkan pengawasan, yang juga akan ikut melibatkan bendesa dan juga desa-desa wisata, serta masyarakat sekitar, sehingga kita dapat saling melakukan pengawasan,” ucapnya.
Menurutnya, itu adalah yang semua pihak harapkan.
Sandiaga menyatakan isu lainnya yang dibahas adalah mengenai pelanggaran keimigrasian dan juga kriminalitas, yaitu 2 warga negara Ukraina dan 1 warga negara Rusia yang ditangkap dikarenakan membuat laboratorium ganja hidroponik serta mephedrone di sebuah villa di Canggu, Bali.
Diketahui jika ketiga WNA itu tinggal di Bali dengan kartu izin terbatas atau kitas investor.
Menparekraf menegaskan jika penindakan tegas yang dilakukan tersebut adalah yang diharapkan.
“Karena pariwisata yang berkualitas ini, kita tidak boleh ragu-ragu,” imbuhnya.
Sandiaga Uno menyampaikan terdapat sejumlah langkah yang dapat dilakukan secara makro ataupun mikro.
Semua itu, dikatakannya, adalah upaya untuk mengirim pesan kepada dunia jika Indonesia tidak memberikan toleransi terhadap aktivitas kriminalitas di wilayah Bali.
Menparekraf mengharapkan dengan adanya diskusi ini, kolaborasi antara semua pemangku kepentingan semakin baik, sehingga Bali dan pariwisata Indonesia menjadi acuan pariwisata dunia yang berkualitas serta berkelanjutan. (*/Mey)