Nasional, gemasulawesi – Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyatakan jika pembuatan replika Istana Majapahit adalah media yang tepat untuk mengedukasi generasi penerus bangsa mengenai seberapa besar Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya pada masa lalu.
Menurut Prabowo Subianto, yang juga adalah Presiden terpilih RI, pembuatan replika Istana Majapahit adalah bagian dari upaya melestarikan budaya dan juga sejarah bangsa.
Prabowo Subianto mengatakan jika bukan masyarakat Indonesia sendiri yang menghormati dan juga menghargai budaya sendiri, maka tidak ada orang lain yang akan menghormati budaya Indonesia.
Dalam siaran pers yang dirilis hari ini, 8 Mei 2024, Prabowo menyatakan pengenalan nilai-nilai budaya yang seperti itu harus dilakukan kepada generasi mendatang supaya identitas bangsa tetap dapat bertahan di tengah perkembangan zaman yang terus berevolusi.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan juga menyampaikan apresiasinya kepada mantan Kepala BIN, Jenderal TNI (Purn) A.M Hendropriyono, yang merupakan inisiator dari pembangunan replika Istana Majapahit.
Dia menambahkan jika ini adalah sebuah gagasan yang luar biasa dari Hendropriyono.
“Saya juga merasakan kebanggaan dikarenakan akan meresmikan replika Istana Majapahit pada hari ulang tahun Hendropriyono,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengharapkan peresmian Istana Majapahit dapat dijadikan momentum untuk seluruh masyarakat yang mau melestarikan budaya bangsa.
Diketahui jika replika itu berbentuk istana Kerajaan Majapahit yang pernah ada di Provinsi Jawa Timur di tahun 1292 hingga 1526 Masehi.
Disebutkan juga jika replika Istana Majapahit dibangun seperti yang aslinya pada masa lalu dengan skala yang lebih kecil.
Replika Istana Majapahit juga memiliki sejumlah fasilitas, seperti Taman Madakaripura, Balairung Mahapatih Gajah Mada dan Alun-Alun Wilwaltika serta Pendopo Maharaja Hayam Wuruk.
Di sisi lain, mengenai usulan Presidential Club dari Prabowo Subianto, pakar Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran, Dede Sri Kartini, menyatakan tidak perlu untuk dilembagakan.
Pernyataan Dede tersebut diketahui sebagai tanggapan untuk pernyataan Ketua MPR, Bambang Soesatyo, yang mengatakan Presidential Club sebaiknya dilembagakan menjadi DPA atau Dewan Pertimbangan Agung. (*/Mey)