Nasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika Bank Indonesia (BI) berjaga-jaga untuk mengantisipasi naiknya harga beras sejak awal tahun 2024 hingga menjelang bulan puasa dan Idul Fitri mendatang yang disebutkan menjadi faktor musiman pendorong inflasi.
Aida S Budiman yang merupakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), menyebutkan jika berdasarkan pantauan Bank Indonesia, harga beras di Nusa Tenggara Barat saat ini berada di kisaran Rp 12.947,00 dan yang harga beras yang tertinggi ada di kisaran Rp 18.800,00 di Kalimantan Tengah.
Dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia periode bulan Februari, Aida mengungkapkan jika di bulan Januari 2024, inflasi beras memberikan dampak 0,64% kenaikannya secara mtm atau month to month.
Baca Juga:
Kunjungan Kerja ke Sulawesi Selatan, Presiden Jokowi Akan Resmikan Sejumlah Proyek
“Jika memakai SBH atau struktur biaya hidup 2022 yang dikeluarkan oleh BPS, itu bobotnya 3,43%,” katanya.
Dia menambahkan jika itu yang menyebabkan volatile food inflasi 7,22%.
Aida menyebutkan jika untuk itu, pemerintah telah melakukan penguatan terhadap CBP atau cadangan beras pemerintah sebagai langkah antisipasi terkereknya inflasi akibat harga yang beras yang melonjak.
Baca Juga:
Suara Naik di Pemilu 2024, Golkar Akui Prabowo Subianto Berikan Pengaruh
“Untuk CBP di Januari sekitar 1,2 juta ton yang artinya untuk kecukupan pasokan itu ada,” ujarnya.
Aida mengungkapkan pemerintah Indonesia juga telah mengguyur pasar dengan beras murah melalui program SPHP atau stabilitasi pasokan dan harga pangan.
“Pemerintah juga memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan sebagai upaya menjaga harga beras tetap stabil,” ucapnya.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi di PT Taspen Masuk Babak Baru, KPK Dilaporkan Hampir Rampungkan Penyelidikan
Aida menyampaikan jika penyaluran bantuan pangan beras untuk tahap 1 dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Maret.
“Kemudian akan dilanjutkan dari bulan April hingga bulan Juni,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aida memaparkan karena ada pergeseran, panen yang biasanya di bulan April akan bergeser ke bulan Mei.
Baca Juga:
Telah Dilantik, AHY dan Hadi Tjahjanto Resmi Menjadi Menteri ATR serta Menkopolhukam
Menurut Aida, GNPIP atau Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan juga digencarkan untuk memastikan harga tetap terjangkau dan juga pasokan tersedia.
Selain itu, Aida menyatakan jika GNPIP juga dilakukan untuk kelancaran distribusi pangan di seluruh Indonesia.
“Bank Indonesia optimis jika inflasi akan tetap terjaga,” pungkasnya. (*/Mey)