Nasional, gemasulawesi – Pada hari Minggu kemarin, Gunung Marapi yang letaknya di Kabupaten Agam diketahui meletus dan menyebabkan sejumlah orang tewas dan yang lainnya luka-luka.
Kini, RS Achmad Mohtar dilaporkan telah ditunjuk sebagai posko antemortem korban erupsi Gunung Marapi.
Menurut laporan, RS Achmad Mohtar telah menerima data 7 orang korban erupsi Gunung Marapi.
Baca: Kunjungan Kerja ke NTT, Presiden Jokowi Tegaskan Bansos Akan Berlanjut Hingga 2024
Kabar terbaru menyebutkan jika sebanyak 7 orang korban yang telah dievakuasi ke RS Achmad Mohtar, 3 orang merupakan korban yang meninggal dunia.
4 orang lainnya adalah korban luka-luka yang menderita luka bakar.
Ditemui hari ini, tanggal 5 Desember 2023, Direktur Utama RS Achmad Mohtar, Busril, menyatakan dari pagi hingga malam, RS Achmad Mohtar telah menerima korban erupsi Gunung Marapi dengan totalnya berjumlah 7 orang.
Dia menambahkan jika korban yang menderita luka-luka, yakni bernama Aditya yang berasal dari Pekanbaru, Riau.
Aditya tercatat dengan kondisi selamat dan menderita luka bakar.
Pasien kedua, yakni Zhafirah yang berasal dari Padang telah dirujuk ke RS Muhammd Jamil di Padang yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.
Untuk pasien ketiga adalah Naomi yang diizinkan pulang bersama anggota keluarganya.
Sedangkan pasien keempat, Achmad Firman juga menderita luka bakar dan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Padang sesuai dengan asalnya.
Untuk korban yang meninggal dunia, yaitu Muhammad Adan, Muhammad Teguh dan Nazatra.
Busril menyebutkan jika data semua korban telah diketahui dan yang menderita luka bakar saat ini sedang menjalani perawatan maksimal.
“Proses identifikasi yang kami lakukan juga telah sesuai dengan protokol DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumatera Barat sehingga identitas korban berhasil diketahui dengan pasti,” jelasnya.
Di pihak lain, mengingat masih terdapat aktivitas pendakian di dekat puncak Gunung Marapi saat terjadi erupsi, PVMBG menyampaikan jika Gunung Marapi telah berstatus waspada sejak tahun 2011.
Saat dikonfirmasi hari Senin kemarin, Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, mengungkapkan jika pihaknya setiap bulan rutin mengirimkan surat rekomendasi mengenai status dan jarak yang aman.
“Hal ini telah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu,” tandasnya. (*/Mey)