Kupas Tuntas, Gemasulawesi – Anime terbaru produksi studio Quad, "Protocol Rain," memasuki ranah yang tidak biasa dengan mengusung tema esports, menggabungkannya dengan kisah drama yang intens.
Namun, apakah eksplorasi unik ini mampu memenuhi ekspektasi penggemar anime dan esports?
Cerita berfokus pada Shun, yang bekerja keras di warnet FOX ONE untuk merawat keluarganya setelah kehilangan ayahnya dalam kecelakaan.
Kehidupannya menjadi lebih rumit ketika warnet tersebut terlilit hutang gaji tim esports Xaxxerion.
Shun bersama rekan-rekannya, Nozomi dan Akito, bergabung untuk membentuk kembali tim dan mengikuti turnamen esports untuk mengatasi masalah keuangan mereka.
Jika Anda penggemar Counter-Strike atau Valorant, "Protocol Rain" menawarkan pemandangan menarik ke dalam dunia esports, terutama bagi pemula.
Anime ini dengan cermat menjelaskan format turnamen, taktik dasar, dan kehidupan sehari-hari seorang pemain profesional.
Penggemar game FPS juga akan senang menemui easter egg dari Counter-Strike dan Valorant, menambahkan nuansa khusus bagi mereka.
Yang membuat "Protocol Rain" menonjol adalah penceritaannya yang mencampurkan drama manusia dengan aksi esports.
Konflik antara kehidupan pelajar dan kehidupan profesional, dilema pemain esports dalam memilih antara kewajiban dan passion, semuanya disajikan dengan baik.
Karakter seperti Shun, Yu, dan Nozomi membawa dimensi emosional yang kaya pada cerita.
Namun, anime ini memiliki kelemahan terutama dalam pengembangan plot.
Meskipun tema esports kuat di awal, fokus beralih ke konflik antar karakter yang cenderung dramatis.
Pertarungan untuk melunasi hutang berubah menjadi konflik antara Shun dan Mio, yang pada akhirnya terasa kurang logis.
Beberapa subplot, seperti konflik Yu dengan managernya, ditinggalkan begitu saja.
Jika Anda mencari anime yang menyajikan keseimbangan antara aksi esports dan drama pribadi, "Protocol Rain" mungkin bisa memenuhi rasa penasaran Anda.
Namun, bagi mereka yang menginginkan eksplorasi yang lebih mendalam tentang esports, anime ini mungkin tidak sepenuhnya memuaskan.
Meskipun demikian, "Protocol Rain" tetap menjadi pilihan yang cukup untuk mengisi waktu luang Anda, terutama jika Anda dapat menikmatinya secara gratis di Muse Indonesia. (*/HWP)