Kupas Tuntas, gemasulawesi - Dalam sentuhan sutradara Edwin, film yang bertajuk Posesif membawa penonton melalui lapisan kompleks cinta yang berubah menjadi racun.
Putri Marino yang memenangkan penghargaan sebagai Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2017, memainkan peran Lala dalam drama psikologis ini.
Kisah dimulai dengan Lala seorang siswi berprestasi dan atlet loncat indah, hidup bersama ayahnya yang diperankan oleh Yayu Unru.
Baca Juga: Simak Alur Cerita Film Rompis dengan Kisah yang Menyentuh Hati dan Dibintangi oleh Arbani Yasiz
Meski dididik dengan ketat, Lala menemukan kebahagiaan dalam dua sahabatnya yaitu Rino diperankan oleh Chicco Kurniawan dan Ega diperankan oleh Gritte Agatha.
Namun, segalanya berubah ketika Lala bertemu Yudhis diperankan oleh Adipati Dolken yang merupakan seorang murid pindahan yang membawakan angin segar dalam hidupnya.
Awalnya, hubungan Lala dan Yudhis penuh warna dan kebahagiaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, Yudhis mulai menunjukkan sisi posesifnya yang menghancurkan.
Sikap cemburu berlebihan hingga tindakan menyabotase, Yudhis mengubah cinta menjadi sebuah penjara.
Lala mencoba memahami asal-usul sikap Yudhis yang menemui keluarganya.
Baca Juga: 5 Aspek Kehebatan dari HP Vivo V23 5G, Desain Keren yang Dapat Berubah Warna dan Kamera Dahsyat!
Di sanalah dia menemukan akar sikap posesif Yudhis, didikan keras dari mamanya diperankan oleh Cut Mini.
Meski Lala bersimpati, kehidupan menjadi semakin sulit ketika sahabatnya yaitu Rino menjadi korban dari cemburu Yudhis.
Mencoba untuk mengakhiri hubungan toksik ini, Lala menghadapi kemarahan Yudhis.
Baca Juga: Menyelami Keunggulan Ponsel Gaming Asus ROG Phone 5! Ulik Semua Aspek Menarik yang Ditawarkannya
Namun, apakah Lala mampu keluar dari belenggu cinta yang semakin mencekik ini?
Bagaimana dia bisa membebaskan diri dari sikap posesif yang mengancam kebahagiaannya?
Film Posesif bukan sekadar film romantis biasa.
Edwin menggambarkan bagaimana cinta yang semestinya indah bisa menjadi beracun dan merusak.
Dengan akting luar biasa dari Putri Marino dan Adipati Dolken, penonton akan terbawa dalam rollercoaster emosi yang mempertanyakan batas antara romantis dan menyakitkan. (*/CAM)