Kesehatan, gemasulawesi – Bila diberikan pernyataan bahwa kucing dapat mengidap rabies, masih banyak orang yang tidak mempercayai dan bahkan mengira itu bohongan.
Meski penyakit ini identik ditunjukkan kepada anjing sehingga banyak yang tidak percaya, di masa sekarang rabies pada kucing itu adalah sesuatu yang nyata adanya.
Hal ini bisa terjadi dan punya bukti kuat karena di masa sekarang ini sangat banyak kucing liar yang tersebar di mana-mana karena kurangnya sterilisasi untuk mencegah perkembangbiakannya.
Baca Juga: Kisah Film Merry Christmas, Mr Lawrence Karya Sutradara Nagisa Oshima dengan Genre Perang Unik
Kucing-kucing liar tersebut bisa saling menularkan virus karena mereka hidup dengan kotor seperti makan makanan di bak sampah atau jalanan, kencing dan buang tinja sembarangan, dan hal lain yang picu virus rabies menginfeksi mereka.
Sebagai sebuah penyakit yang fatal, kucing-kucing yang mengalami rabies ini akan membahayakan bagi manusia dan sesamanya.
Sebab, penyakit rabies ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang dapat berujung ke kematian.
Seperti penyakit-penyakit lainnya, pastinya rabies pada kucing memiliki gejala-gejala yang penting untuk diketahui.
Gejala pertama yang perlu diperhatikan dari kucing apakah ia mengidap rabies atau tidak adalah perilakunya.
Ketika Anda bertemu dengan kucing yang awalnya kalem kemudian menjadi agresif atau yang awalnya pendiam kemudian menjadi lebih aktif dan bersemangat, curigailah itu sebagai salah satu tanda dari rabies.
Baca Juga: Hari Ini Kunker ke Jawa Tengah, Presiden Jokowi Dijadwalkan Lakukan Sejumlah Agenda
Selain itu, cek juga apakah kucing tersebut menjadi lebih sensitif terhadap segala hal baik suara, sentuhan, dan lain-lain atau tidak.
Jika iya, maka bisa jadi itu pun adalah tanda awal dari rabies karena semakin lama, kesensitifan itu akan membuat kucing tersebut menjadi tidak stabil dan akhirnya menyerang manusia maupun hewan lainnya.
Sebagai sebuat infeksi virus yang menimbulkan rasa sakit luar biasa, kucing yang mengidap penyakit rabies lama-kelamaan akan kesulitan mengontrol air liur mereka sehingga air liur pun keluar dari mulutnya tanpa henti.
Ketika kondisi penyakit rabies yang diidapnya sudah sangat parah, mulut kucing pun akhirnya akan berbusa-busa.
Dengan kondisi separah ini, kucing akan semakin agresif untuk menyerang manusia dan hewan lain sehingga membuat virus ini semakin menular kemana saja, sampai akhirnya ia lumpuh dan kemudian mati.
Dari berbagai gejala itulah, penting bagi Anda untuk segera lakukan perlindungan diri dan juga kalau bisa segera bawa kucing yang menunjukkan gejala demikian ke dokter hewan untuk segera diobati. (*/Yosiana Maria)