Kekurangan Gizi dan Dehidrasi, 15 Anak Palestina Dilaporkan Meninggal di RS Kamal Adwan

Ket. Foto: 15 Orang Anak Dilaporkan Meninggal di RS Kamal Adwan Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jika setidaknya 15 orang anak meninggal dalam beberapa hari terakhir akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di RS Kamal Adwan yang berada di Kota Gaza.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan jika mereka mengkhawatirkan nyawa 6 anak Palestina lainnya yang menderita gizi buruk dan juga diare di unit perawatan intensif rumah sakit akibat terputusnya generator listrik dan oksigen.

Dia menambahkan jika kekhawatiran terhadap 6 orang anak Palestina tersebut juga dikarenakan lemahnya kemampuan medis yang mereka punya.

Baca Juga:
Ketegangan Dekati Titik Didih, Warga Palestina di Lydd Dilaporkan Takut dengan Ancaman Kekerasan dari Penjajah Israel

Sebelumnya, di akhir pekan, direktur RS Kamal Adwan mengumumkan kematian 7 orang anak dan menyebutkan jika mereka meninggal dikarenakan dehidrasi parah dan kekurangan gizi.

RS Kamal Adwan telah tidak berfungsi selama berbulan-bulan dikarenakan serangan penjajah Israel.

RS Kamal Adwan juga mengalami kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.

Baca Juga:
Banyak yang Terjebak pada Reruntuhan, Serangan Penjajah Israel di Rafah Tewaskan Sedikitnya 14 Warga Palestina

Sementara itu, dikabarkan jika penjajah Israel menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Laporan menyatakan jika penjajah Israel telah menerapkan kriteria yang sewenang-wenang dan juga kontradiktif mengenai akses terhadap bantuan penting.

Barang-barang yang paling sering ditolak oleh penjajah Israel adalah mesin anestesi, tabung oksigen, ventilator dan sistem penyaringan air.

Baca Juga:
Perang Masih Terus Berlangsung, Otoritas Palestina Harapkan Gencatan Senjata di Jalur Gaza pada Bulan Ramadhan

Produk lainnya, seperti kurma, tablet pemurni air, obat kanker, kantong tidur dan perlengkapan bersalin.

Menurut Presiden Save The Children Amerika Serikat, Janti Soeripto, dia belum pernah melihat adanya hambatan yang sebesar ini untuk pendistribusian bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, seorang analis politik dan kolumnis, Nour Odeh, mengatakan jika Hamas harus bekerja sama agar perjanjian gencatan senjata berhasil.

Baca Juga:
Agresi Militer Penjajah Israel, UN Women Sebut Konflik di Jalur Gaza Juga Merupakan Perang terhadap Perempuan

Odeh menuturkan jika Mesir dan Qatar yang telah bekerja sepanjang waktu selama sebulan terakhir untuk mencapai gencatan senjata, memerlukan kerja sama Hamas untuk mencapai kesepakatan tersebut.

“Mereka telah menyatakan jika tanpa kerja sama Hamas, akan sangat sulit menemukan jalan menuju akhir perang,” ungkapnya.

Dia menambahkan jika ‘bagian yang hilang’ dalam perjanjian gencatan senjata adalah Amerika Serikat.

Baca Juga:
Krisis Kemanusiaan, Pasukan Penjajah Israel Terus Lakukan Pemboman Selama 3 Hari di Sebelah Timur Deir El Balah

“Pemerintahan Biden harus mengambil langkah-langkah yang ekstrem, seperti membatalkan bantuan kepada penjajah Israel,” paparnya. (*/Mey)

Bagikan: