Internasional, gemasulawesi - Pada bulan November lalu, lembaga penyiaran publik Israel, Kan, memposting sebuah video yang menunjukkan anak-anak Israel menyanyikan sebuah lagu.
Yang mengejukan adalah anak-anak Israel tersebut menyanyikannya sebagai perayaan keberlangsungan negara mereka melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Namun, setelah mendapatkan reaksi keras dari para pengguna internet, Kan memutuskan menghapus video anak-anak Israel yang kontroversial tersebut.
Diakui jika meskipun kini video itu tidak ditemukan lagi di media sosial manapun, banyak orang di seluruh dunia yang mengakui mereka terkejut melihatnya.
Menurut laporan, anak-anak Israel tersebut menyanyikan tentang menghilangkan bangsa dalam 1 tahun dan melakukannya dengan gembira.
Salah satu aktivis hak asasi manusia Palestina-Kanada, Rifat Audeh, menyatakan, tetapi, jika melihat pada sejarah, maka perayaan genosida yang dilakukan secara terbuka ini adalah sebagai akibat dari doktrin Israel yang terus-menerus dilakukan kepada anak-anak mereka.
“Ini dilakukan untuk memastikan jika anak-anak itu tidak memandang rakyat Palestina sebagai manusia,” katanya.
Disebutkan jika terdapat banyak bukti yang menunjukkan jika Israel melakukan doktrin atau cuci otak yang dimaksudkan untuk menghapus rasa kemanusiaan masyarakat Israel.
“Dan itu telah berlangsung selama berdekade-dekade,” ujarnya.
Sarjana Israel Adir Cohen, menganalisis dan menemukan sekitar 1.700 buku anak-anak yang berbahasa Ibrani dan diterbitkan oleh Israel di antara tahun 1967-1985.
Analisisnya itu menemukan jika sebanyak 520 buku semuanya memuat hal-hal yang memalukan dan juga berisikan gambaran negatif tentang Palestina.
“Israel menuliskan jika orang Arab itu adalah orang yang melakukan kekerasan, jahat, pembohong, serakah, bermuka dua dan pengkhianat,” ucapnya.
Sejarawan Andrew Hurley dalam bukunya menuliskan tentang bagaimana Israel mempersenjatai pendidikan Holocaust yang diberikannya kepada anak-anak Israel untuk melawan orang-orang Palestina.
Perdana Menteri Israel saat ini, Benjamin Netanyahu, juga mengklaim bahwa rakyat Palestina-lah yang memberikan ide Holocaust untuk Hitler.
Penelitian yang dilakukan oleh Peled-Elhanan juga menemukan jika buku-buku Israel pada umumnya menyebut jika orang-orang Palestina sebagai teroris. (*/Mey)