Dibombardir, Ini Alasan Kenapa Penjajah Israel Menargetkan Kamp Pengungsi Jabalia

Ket. Foto: Berikut Ini Adalah Alasan Kenapa Israel Menargetkan Kamp Pengungsi Jabalia (Foto/X/@DeHoutman_id) Source: (Foto/X/@DeHoutman_id)

Internasional, gemasulawesi - Setelah serangan habis-habisan, ketika asap dan debu menyebar, penduduk Palestina akan menyisir berbagai macam puing yang terdiri dari kayu, pecahan beton dan baja yang sebelumnya merupakan rumah di kamp pengungsi Jabalia.

Bom yang diluncurkan Israel menghancurkan seluruh blok di kamp pengungsi Jabalia, menewaskan ratusan rakyat Palestina dan hanya menyisakan tumpukan puing serta tangisan ketika mereka yang selamat berusaha mencari korban yang selamat.

Serangan ke kamp pengungsi Jabalia yang dilakuakan Israel baru-baru ini dikatakan menjadi salah satu pembantaian paling menonjol dalam serangan gencar di Jalur Gaza saat ini.

Baca Juga: Serangan Masih Dilakukan, Pakar Sebut Tujuan Genosida Penjajah Israel Jelas Pembersihan Etnis di Palestina

Dalam intifada yang terjadi di bulan Desember 1987, sebuah truk Israel menabrak sekelompok warga Palestina saat mereka menunggu di pos pemeriksaan Eretz milik Israel seperti biasanya untuk menyeberang ke Israel untuk bekerja.

Beberapa korban tewas diketahui berasal dari Jabalia.

Diketahui jika keesokan harinya pemakaman para korban tersebut memicu reaksi yang berantai dari rakyat Palestina, yakni berupa protes massal, pemogokan dan bentrokan dengan tentara Israel.

Baca Juga: Bermukim Secara Ilegal, Ini Pengertian Pemukim Penjajah Israel dan Alasan Mereka Tinggal di Tanah Palestina

Israel saat itu membalasnya secara militer yang mengakibatkan lebih dari 1.000 warga Palestina tewas karenanya dan sekitar 130.000 lainnya luka-luka, baik ringan atau berat, sedangkan yang lainnya dipenjara serta banyak yang juga disiksa semena-mena.

“Sebagai seseorang yang pernah menyaksikan atau menjadi saksi dari Intifada Pertama di Jalur Gaza, dan kini menyaksikan genosida yang dilakukan Israel di wilayah yang sama, saya dapat melihat persaman dari kedua peristiwa tersebut,” ujar Dr Emad Moussa, salah satu peneliti dan penulis Palestina-Inggris.

Menurut Moussa, tujuan umumnya dari tindakan yang dilakukan Israel adalah menimbulkan kerugian sebanyak mungkin, baik secara fisik, psikologis, dan ekonomi pada kelompok pendudukan.

Baca Juga: Masih Menunggu Ending, Seorang Nelayan di Palestina Akui Jika Mereka yang Dianggap Saudara Sekarang Takut Satu Sama Lain

“Entah untuk memaksa warga Palestina agar menyerah pada pendudukan Israel setelah ditindas puluhan tahun atau membuat hidup mereka tidak tertahankan sehingga mereka sendiri yang akhirnya meninggalkan Palestina,” jelasnya.

Emad Moussa menerangkan jika yang lebih mengerikan lagi, salah satu laporan juga mengungkapkan bahwa tentara Israel telah menggunakan sistem AI yang dijuluki Habsora (Injil) untuk menghasilkan target hampir secara otomatis dan juga praktis dengan kecepatan yang jauh melebihi kemampuan yang dimiliki manusia.

“Intifada Pertama meningkatkan ketahanan dan ketabahan warga Palestina dan mengajari mereka serta anak-anak mereka bagaimana menahan upaya Israel untuk ‘mencabut’ mereka,” terangnya.

Baca Juga: Masih Menggempur, Pakar Sebut Klaim Tingkat Pembunuhan Penjajah Israel Tidak Masuk Akal

Dia melanjutkan tepat di awal mulanya, di kamp pengungsi Jabalia, di sekitar kawah bom besar yang menewaskan banyak orang, masyarakat masih memilih untuk tetap tinggal. (*/Mey)

Bagikan: