Internasional, gemasulawesi – Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan jika para pejuangnya menghancurkan beberapa kendaraan militer penjajah Israel di Jalur Gaza bagian selatan.
Menurut pernyataan Brigade Al-Qassam pada hari Sabtu, tanggal 13 Juli 2024, waktu Palestina, para pejuangnya berhasil menjebak konvoi tank ke dalam penyergapan ketat
“Dan menghancurkan 3 tank Merkava dengan peluru Yassin 105 di dekat Masjid Abu Dhar Al-Ghafari di sebelah timur Rafah, di Jalur Gaza bagian selatan,” kata mereka.
Di sisi lain, Kementerian Kebudayaan Al Jazair mengumumkan pada hari Jumat, tanggal 12 Juli 2024, mereka akan menangguhkan semua festival seni besar musim panas ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Jalur Gaza yang telah menjadi sasaran serangan dahsyat penjajah Israel sejak bulan Oktober 2023.
Dalam pernyataannya, Menteri Kebudayaan Al Jazair, Soraya Mouloudji, menyampaikan kementerian akan mengintensifkan kegiatan yang mengekspresikan solidaritas negara terhadap perjuangan Palestina.
“Keputusan ini diambil berdasarkan posisi Al Jazair yang tetap mendukung perjuangan Palestina dan perjuangannya yang berani serta sah melawan kebrutalan Zionis,” ujarnya.
Baca Juga: 
Jumlah yang Dijanjikan Akan Diungkapkan, Kepala UNRWA Sebut Pendanaan Dijamin hingga September
Diketahui jika Kementerian tersebut menyelenggarakan beberapa festival seni besar setiap musim panas, termasuk Festival Internasionala Kazif di ibu kota Al Jazair dan juga Festival Budaya Internasional Timgad di Batna, Al Jazair.
Menurut laporan media penjajah Israel pada hari Jumat, tanggal 12 Juli 2024, penjajah Israel telah mencatat 3 miliar serangan siber yang menargetkan sistem komputer militernya sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Komandan Unit Pusat Komputer dan Sistem Informasi Angkatan Darat, Racheli Dembinski, menyampaikan serangan tersebut menargetkan sistem komputasi awan operasional utama militer, yang mencakup perangkat lunak yang digunakan oleh pasukan di lapangan untuk mengelola pertempuran dan juga menemukan pasukan.
“Dan berbagi informasi waktu nyata,” ucapnya.
Dembinski tidak merinci jenis serangan siber apa yang dilakukan sepanjang perang dan apa tingkat risikonya.
Dia mengatakan semua serangan berhasil digagalkan.
“Serangan-serangan itu tidak mengakibatkan satu pun kejadian dimana sistem militer menjadi tidak berfungsi,” pungkasnya. (*/Mey)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                