Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika mantan Kepala Mossad, Yossi Cohen, diduga mengancam Kepala Jaksa ICC, Fatou Bensouda, dan juga mecoba menekannya agar membatalkan penyelidikan kejahatan perang tahun 2021 lalu.
Diketahui jika Mossad adalah badan intelijen luar negeri penjajah Israel.
Laporan yang sama menyatakan jika Yossi Cohen mengadakan pertemuan rahasia dengan Kepala Jaksa ICC pada tahun-tahun sebelum keputusannya untuk membuka penyelidikan formal atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina.
Mengutip 4 sumber yang tidak disebutkan namanya, dilaporkan jika Kepala Jaksa ICC telah memberikan pengarahan kepada sekelompok kecil pejabat senior ICC.
“Ini tentang upaya Cohen untuk membujuknya dan juga prihatin dengan sifat perilakunya yang terus-menerus dan mengancam,” tutur mereka.
Dilaporkan jika 3 dari 4 sumber tersebut mengetahui pengungkapan resmi yang dilakukan oleh Bensouda kepada ICC.
Ketiganya mengatakan Cohen telah beberapa kali menekan Bensouda untuk tidak melanjutkan penyelidikan.
Mereka menyampaikan Cohen menuturkan Bensouda harus membantunya dan membiarkan pihaknya untuk menjaganya.
“Anda tidak ingin terlibat dalam hal-hal yang dapat membahayakan keamanan Anda atau keluarga Anda,” ucap mereka.
Di sisi lain, salah satu sumber mengibaratkan perilaku Cohen dengan menguntit.
Dikabarkan jika berbagai badan intelijen penjajah Israel melancarkan perang rahasia melawan ICC selama hampir 1 dekade.
Di sisi lain, salah satu aktivis Palestina membagikan sebuah video di media sosialnya yang menunjukkan kehancuran besar yang terjadi di Kota Gaza.
Dia mengatakan jika melihat jalan ke kanan dan utara, maka akan ditemukan kehancuran besar.
“Inilah yang terjadi di wilayah kami setelah masuknya tentara penjajah Israel,” ujarnya.
Aktivis yang tidak disebutkan namanya tersebut menambahkan jika melihat rumah tersebut dan bagaimana rumah itu ditata serta ditanami pepohonan setelah batu-batu menumpuk diatasnya akibat penembakan, maka akan ditemukan pemandangan yang sangat indah.
“Kami warga Gaza mencintai kehidupan dan kami tidak menyukai kematian,” katanya. (*/Mey)