Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pemerintah Guyana dilaporkan telah menjanjikan sekitar 150 ribu USD untuk UNRWA.
Hal ini disebutkan dalam rangka dukungan yang diberikan pemerintah Guyana untuk warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan juga terdampak konflik yang hingga kini belum berhenti.
UNRWA diketahui merupakan lembaga kemanusiaan utama di Jalur Gaza dengan lebih dari 2 juta orang rakyat Palestina yang menggantungkan keberlangsungan hidupnya ke lembaga tersebut.
Baca Juga:
Penjajah Israel Serang 2 Rumah, Sejumlah Orang Dilaporkan Tewas di Rafah
Salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika kontribusi yang diberikan oleh UNRWA sejalan dengan seruan yang dilakukan mereka untuk membantu situasi yang semakin memburuk setiap harinya di Jalur Gaza.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai anggota terpilih anggota Dewan Keamanan PBB, Guyana menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata yang nantinya akan memfasilitasi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza,” katanya.
Diketahui jika selama bertahun-tahun ini, Guyana telah memberikan sejumlah bantuan finansial kepada UNRWA.
Baca Juga:
Agresi Terus Dilakukan, WHO Sebut Lebih dari 8000 Orang di Jalur Gaza Membutuhkan Evakuasi Medis
Guyana juga merupakan anggota dari Komite Pelaksanaan Hak-Hak Rakyat Palestina yang Tidak Dapat Diasingkan.
Dalam pernyataan yang diumumkan, pemerintah Guyana menyampaikan harapannya untuk menantikan hari yang baru untuk warga Palestina di luar bayang-bayang perang yang terjadi secara terus menerus.
“Guyana siap untuk bekerja sebagai anggota Dewan Keamanan PBB dan seluruh anggota PBB untuk lebih mempercepat visi 2 negara merdeka yang nantinya akan menjalani hidup yang berdampingan secara damai,” bunyi pernyataan tersebut.
Di sisi lain, salah satu perusahaan transportasi di dunia, Kuehne+Nagel, menyebutkan jika pihaknya memutuskan untuk mengakhiri semua hubungan mereka dengan Elbit Systems yang merupakan perusahaan senjata terbesar penjajah Israel.
“Kami juga memutuskan untuk tidak akan lagi melakukan kerja sama dengan mereka lagi di masa mendatang,” kata perwakilan mereka.
Diketahui jika para aktivis hak asasi manusia telah menargetkan kantor Kuehne+Nagel (K+N) yang berada di Leicester.
Itu disebutkan sebagai upaya untuk mendorong perusahaan untuk memutuskan hubungan dengan Elbit Systems. (*/Mey)