Internasional, gemasulawesi – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan jika kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam pernyataan yang sama, Sekjen PBB, Antonio Guterres, juga menyebutkan jika hak rakyat Palestina untuk menjadi negara juga harus diakui oleh semua orang yang ada di dunia.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, juga menegaskan jika penolakan solusi 2 negara adalah hal yang tidak dapat diterima.
“Dan juga tidak dapat diterima jika ada penolakan hak bernegara untuk rakyat Palestina,” ujarnya.
Menurut Guterres, penolakan-penolakan tersebut akan memperpanjang konflik yang kini telah menjadi ancaman yang besar untuk perdamaian dan keamanan dunia internasional.
Dia menekankan tidak akan menyerah dalam seruan yang telah diungkapkannya berulang kali untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza.
“Itu termasuk dengan seruan untuk membebaskan semua sandera tanpa syarat,” jelasnya.
Dia juga mengakui kehancuran besar-besaran yang kini timbul akibat perang di Gaza belum pernah terjadi selama mandatnya.
“Begitu juga dengan jumlah korban jiwa yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat,” katanya.
Antonio Guterres menerangkan jika PBB juga terkena dampak perang karena sekitar 152 orang stafnya terbunuh karena perang.
Hingga kini, agresi yang dilakukan penjajah Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan hampir 25 ribu rakyat Palestina meninggal.
Pengungsian besar-besaran terjadi yang disertai dengan kekurangan makanan, kekurangan air dan kekurangan obat-obatan.
Baca Juga:
Diculik oleh Penjajah Israel, Seorang Penyair Palestina Ceritakan yang Terjadi pada Dirinya
Guterrse membeberkan meskipun berbagai kelompok kemanusiaan berusaha melakukan yang terbaik untuk menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina yang terdampak, mereka juga harus menghadapi bahaya karena serangan yang juga belum pernah berhenti.
“Mereka juga harus menghadapi kendala karena kerusakan jalan di berbagai daerah, pemadaman komunikasi dan juga pemadaman akses yang dilakukan tentara penjajah Israel,” imbuhnya.
Baru-baru ini, PM penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, juga menyatakan dia menentang negara Palestina dalam skenario pasca perang apapun, seperti yang diusulkan beberapa pihak yang menginginkan solusi 2 negara. (*/Mey)