Internasional, gemasulawesi – Salah satu anggota parlemen penjajah Israel, Ofer Cassif, menyatakan warga penjajah Israel yang menunjukkan penolakan terhadap respons militer penjajah Israel telah menyebabkan serangan untuk kebebasan berbicara.
Itu, menurut Ofer Cassif, juga termasuk dengan ancaman pembunuhan untuk warga penjajah Israel yang menentang perang Gaza yang hingga kini telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina meninggal.
Ofer Cassif dikenal sebagai politikus penjajah Israel yang mendapatkan kritikan dari dalam negeri karena mendukung kasus genosida penjajah Israel yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ (Mahkamah Internasional).
Dia juag mendapatkan skors sekitar 45 hari karena mengkritik perang yang menyebabkan jutaan orang rakyat Palestina menjadi pengungsi internal.
“Ada serangan terhadap kebebasan berpendapat terhadap mereka yang menentang perang ini dan bahkan ada ancaman pembunuhan yang ditujukan khusus untuk mereka,” katanya.
Cassif menambahkan jika orang-orang harus merasakan penangkapan karena postingan mereka yang mendukung diakhirinya perang Gaza.
“Siswa mendapatkan skors dari universitas dan perguruan tinggi dan banyak yang dipecat dari tempat kerja mereka,” ujarnya.
Ofer Cassif melanjutkan jika para polisi juga melakukan kekerasan terhadap para demonstran.
Anggota parlemen penjajah Israel tersebut menyampaikan jika seluruh wilayah penjajah Israel akan ‘meledak’ jika tidak menyingkirkan ‘pemerintahan yang buruk’ yang ditunjukkan oleh PM Benjamin Netanyahu.
Baca Juga:
Diculik oleh Penjajah Israel, Seorang Penyair Palestina Ceritakan yang Terjadi pada Dirinya
Mengenai dukungannya untuk kasus genosida penjajah Israel ke ICJ oleh Afrika Selatan, Ofer Cassif membeberkan alasannya.
“Alasan yang pertama adalah melakukan penyelidikan yang netral atau tidak memihak terhadap perang di Gaza, sedangkan alasan yang kedua adalah untuk menyelamatkan nyawa,” jelasnya.
Dia menerangkan agresi ini telah menyebabkan banyak orang yang meregang nyawa dari warga Palestina, juga ratusan tentara penjajah Israel dan sandera penjajah Israel.
“Saya ingin nyawa diselamatkan,” tandasnya.
Cassif menuturkan hal itu tidak bisa dilakukan hanya melalui protes di penjajah Israel.
“Kami tidak bisa berdemonstrasi dan kami juga tidak dapat bersuara, karena kami terbatas,” pungkasnya.
Dia menyatakan praktis ada keditaktoran disana. (*/Mey)