Internasional, gemasulawesi – Diketahui jika antisipasi semakin meningkat di Lebanon dan seluruh wilayahnya setelah pembunuhan wakil ketua Hamas, Saleh Al-Arouri terjadi dalam serangan yang dilakukan Israel terhadap gedung Hamas di Beirut selatan.
Pembunuhan wakil ketua Hamas tersebut dilaporkan merupakan yang pertama kali terjadi di kubu Hizbullah di lingkungan Daniyeh sejak tahun 2006 lalu ketika perang pecah antara Hizbullah dan Israel.
2 analis politik Lebanon, Qassem Qassir dan Tony Bouloss, mengatakan jika pembunuhan tersebut merupakan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menandakan konfrontasi besar yang mungkin akan meluas ke seluruh wilayah.
Baca Juga: Kembali Bertambah, Korban Jiwa Gempa Jepang Kini Tercatat 73 Orang
Qassem Qassir menyatakan pembunuhan Saleh Al-Arouri merupakan operasi besar dan berbahaya yang bertujuan untuk membawa kawasan ini ke dalam konfrontasi besar.
“Tidak ada informasi mengenai sifat respon terhadap pembunuhan tersebut, namun, diperkirakan akan ada peningkatan konfrontasi di semua lini,” katanya.
Sebelumnya, Hizbullah menegaskan mereka menganggapnya sebagai serangan serius terhadap Lebanon, rakyatnya, keamanan, kedaulatan dan perlawanannya.
“Kami bersumpah pembunuhan Al-Arouri tidak akan luput dari hukuman,” tekan mereka.
Analis politik Lebanon yang lain, Tony Bouloss, menerangkan jelas bahwa Israel mengambil keputusann untuk meningkatkan tingkat serangannya terhadap kelompok poros perlawanan.
“Pembunuhan Al-Arouri merupakan orang kedua yang menjadi sasaran Israel setelah membunuh seorang pejabat senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran di Damaskus yang terjadi minggu lalu,” jelasnya.
Bouloss mengakui dia menganggap pembunuhan Al-Arouri adalah serangan paling kejam yang terjadi di Lebanon sejak tahun 2006.
“Ini berarti Israel telah melanggar semua aturan keterlibatan dan tidak lagi memiliki garis merah dalam menghadapi Iran di wilayah tersebut,” terangnya.
Bouloss memaparkan bahwa pembunuhan tersebut menempatkan Hizbullah di persimpangan yang sulit.
“Hal itu dikarenakan Hizbullah terpaksa memberikan tanggapan untuk menjaga reputasinya, sementara di sisi lain, Hizbullah juga tidak mendapatkan lampu hijau dari Iran, karena Iran tidak menanggapi pembunuhan tersebut,” terangnya.
Beberapa bulan yang lalu, di tanggal 28 Agustus 2023, Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingatkan Israel bahwa setiap pembunuhan di wilayah Lebanon terhadap warga Lebanon, Palestina, Suriah, Iran atau siapa pun akan memicu tanggapan keras dari Hizbullah. (*/Mey)