Internasional, gemasulawesi – Organisasi Hamas dan Jihad Islam dilaporkan memuji pemerintah Yaman yang dipimpin oleh Houthi atas keputusannya untuk memberlakukan larangan perjalanan semua kapal menuju Israel melalui Laut Merah.
Dalam sebuah pernyataannya kemarin, Hamas menyatakan pihaknya menganggap keputusan Houthi tersebut sebagai keputusan yang berani.
Hamas menambahkan jika posisi Houthi berdiri melawan Zionis yang terus melakukan perang genosida dan pembantaian terhadap semua komponen kehidupan manusia rakyat Palestina selama lebih dari 60 hari terakhir.
Baca Juga: Berkaca dari Agresi Sebelumnya, Kematian Warga Sipil di Gaza Disebutkan Ikut Diperhitungkan
Gerakan perlawanan Palestina juga menyerukan negara-negara Arab dan mayoritas Muslim yang lain untuk menggunakan seluruh kemampuan dan sumber daya mereka untuk mematahkan pengepungan Israel di Gaza.
“Selain itu, juga untuk mencegah berlanjutnya pembantaian yang dilakukan rezim dan perang kelaparan dan kehausan serta menghentikan agresi Nazi yang dilancarkan Israel dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat,” kata mereka.
Jihad Islam menyampaikan mereka melihat posisi rakyat Yaman, kepemimpinan mereka dan angkatan bersenjata mereka merupakan posisi Arab dan Islam yang otentik.
Diketahui jika pernyataan Hamas dan Jihad Islam tersebut muncul ketika juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, kemarin memberikan peringatan.
Peringatan tersebut bahwa jika Gaza tidak menerima kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan yang dibutuhkannya, semua kapal yang melewati perairan teritorial Yaman menuju Israel akan berubah menjadi target yang sah.
Yahya Saree menegaskan kembali komitmen tentara Yaman untuk menegakkan kelanjutan pergerakan perdagangan semua negara dan kapal kecuali yang terkait dengan Israel atau yang mengangkut barang ke pelabuhan Israel.
Baca Juga: Tewaskan Banyak Jiwa Tak Bersalah, Ini Bagaimana Blokade Israel Menghambat Rekonstruksi Gaza
Yaman menurut laporan telah berjanji untuk terus melancarkan operasi, termasuk drone dan rudal terhadap Israel dan menyita atau menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Ini akan dilakukan selama Israel melanjutkan perangnya terhadap Gaza yang telah merenggut nyawa lebih dari 17.000 rakyat Palestina.
Amerika Serikat sendiri beberapa waktu yang lalu telah menggunakan hak vetonya di sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas tentang gencatan senjata di Palestina. (*/Mey)