Mengenai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah, Airlangga Sebut Indonesia Relatif Fundamental Cukup Bagus dan Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Ket. Foto: Airlangga Hartarto Menyatakan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Indonesia Relatif Fundamental Cukup Bagus dan Lebih Baik Dibandingkan dengan Negara Lain Source: (Foto/Instagram/@airlanggahartarto_official)

Ekonomi, gemasulawesi – Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan jika mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Indonesia relatif fundamental cukup bagus.

Menurut Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar masih lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lainnya di dunia.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan jika saat ini, rupiah berada di level Rp 16.235,00 atau terdepresiasi 5,16 persen year to date atau ytd.

Baca Juga:
Memasuki Panen Raya, Menteri Pertanian Harap Bulog Segera Menyerap Produksi Jagung dalam Negeri agar Harga Tidak Jatuh

“Depresiasi juga dialami oleh mata uang negara yang lainnya, seperti Dolar Taiwan, Yen Jepang, Bhat Thailand dan Won Korea Selatan,” katanya.

Airlangga Hartarto menyampaikan kemarin, 22 April 2024, jika resiliensi perekonomian Indonesia juga tercermin dari IHSG yang diketahui tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan indeks saham yang lainnya.

Pada penutupan hari Senin, 22 April 2024, IHSG dilaporkan ditutup melemah sekitar 0,19 persen ke posisi 7.073,81.

Baca Juga:
Konflik Iran dengan Penjajah Israel, Menteri Keuangan Sebut Situasi Global Sekarang Pasti Akan Berdampak pada Perekonomian Indonesia

“Itu melemah sekitar 13,50 poin,” ujarnya.

Menurut Airlangga Hartarto, meskipun turun sedikit ke 7.072, namun, ini lebih baik dibandingkan dengan Hong Kong yang minus 3,14 dan Thailand yang minus 4,78,” ucapnya.

Lebih lanjut, Airlangga Hartarto menyatakan obligasi Indonesia juga memperlihatkan peningkatan dari 645 persen ke 702 persen.

Baca Juga:
Perang Iran dengan Penjajah Israel, Ekonom Sebut Kondisi yang Tidak Pasti Akan Menambah Beban Baru untuk Masyarakat Indonesia

Sedangkan mengenai neraca perdagangan Indonesia, Menko Perekonomian memaparkan Indonesia ikut mengalami surplus positif di angka 4,47 miliar rupiah per Maret 2024.

Hal tersebut, dikatakan Airlangga, berarti Indonesia mengalami surplus yang beruntun sekitar 47 bulan berturut-turut.

“Untuk segi stabilitas makro, inflasi di bulan Maret 2024 masih di dalam rentang 2,5 persen plus minus 1,” ungkapnya.

Baca Juga:
Konflik Penjajah Israel dengan Iran, Erick Thohir Sebut Direksi BUMN Diharapkan Dapat Memprediksi Situasi untuk 5 Bulan ke Depan

Airlangga Hartarto membeberkan jika berbagai lembaga pemeringkat juga telah memberikan peringkat yang positif untuk Indonesia.

Dia mencontohkan Lembaga Pemerintah Moody’s yang mempertahankan rating kredit Indonesia pada leringkat Baa2.

“Untuk Moodys, rating tetap relatif baik,” pungkasnya.

Baca Juga:
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Melemah, Ekonom Sebut OJK Perlu Memperhatikan Kondisi Individual Bank dalam Negeri

Dia menambahkan jika kepercayaan dari konsumen juga relatif tinggi dengan penjualan eceran yang tumbuh sekitar 3,5 persen yoy. (*/Mey)

Bagikan: