Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Petugas rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba ikut pelatihan Pendidikan untuk peningkatan karakter, yang di gelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido, saat membuka kegiatan pelatihan pendidikan karakter petugas rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika di Palu, Rabu 12 Oktober 2022.
“Pemkot Palu berperan penting dalam pencegahan melalui pendekatan yang persuasif tanpa mengabaikan tindakan hukum,” ucap Reny A Lamadjido.
Oleh karena itu, kata Reny, dengan peningkatan karakter peran petugas rehabilitasi tidak kalah penting dalam melaksanakan rehabilitasi pemulihan psikologis, pelatihan dan penguatan korban pecandu narkoba sehingga mereka tidak mengulangi penggunaan barang tersebut.
Menurut mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, efek narkoba terhadap mental dan kesehatan generasi muda sangat berbahaya dan dapat meningkatkan angka kriminalitas.
“Pelaporan peredaran narkoba tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN), tetapi kita sebagai pemerintah daerah perlu menjadi bagian di dalamnya, termasuk dukungan pemangku para pihak,” kata Reny.
Ia mengaku prihatin dengan status Kota Palu sebagai daerah penyalahgunaan narkoba tertinggi di Sulawesi Tengah. Menurut data Badan Narkotika Nasional Kota Palu pada tahun 2021, bahkan Sulawesi Tengah menempati urutan keempat dalam penyalahgunaan narkoba secara nasional.
Oleh karena itu, kata Reny, langkah Pemkot Palu saat ini adalah membawa pihak kecamatan dan kecamatan menjadi aparatur bawahannya untuk melakukan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat.
Selain itu, dari sisi sosial, fenomena ini sangat mengganggu kehidupan sosial dan merusak mental generasi penerus bangsa.
Baca: Banjir Bandang di Mamuju, Delapan Rumah Hanyut
Reny mengatakan, narkoba bisa menyerang siapa saja, anak-anak atau orang dewasa. Pemerintah memperlakukan ini sebagai ancaman kesehatan mental generasi mendatang, bahkan secara hukum pemerintah menegaskan tidak ada kompromis terhadap narkoba.
Ia menambahkan bahwa intervensi pendidikan dapat dilakukan baik di sekolah maupun di masyarakat melalui pendekatan pendidikan karakter sejak dini dan pendekatan pendidikan agama.
“Kami berharap dengan metode ini dapat memberikan dampak positif dan secara bertahap mengurangi prevalensi penyalahgunaan narkoba,” pungkas Reny. (Dn/Ikh)
Baca: Tim SAR Evakuasi Dua Kapal Nelayan Mati Mesin di Buton
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News