Sumatera Utara, gemasulawesi - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan adanya potensi gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan di Provinsi Sumatera Utara.
Peringatan ini dikeluarkan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kondisi cuaca laut yang diperkirakan memburuk dalam beberapa hari ke depan. Menurut informasi dari BMKG, gelombang tinggi ini dapat membahayakan aktivitas pelayaran, terutama bagi para nelayan dan pengguna kapal kecil.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Dasmian Sulviani, menginformasikan bahwa potensi gelombang tinggi tersebut diprediksi terjadi pada Sabtu, 15 Juni hingga Senin, 17 Juni 2025.
Dalam pernyataannya pada Sabtu, 14 Mei 2025, Dasmian menyampaikan bahwa ketinggian gelombang laut di sejumlah perairan dapat mencapai 2,5 meter.
Wilayah yang perlu mewaspadai kondisi ini antara lain Samudera Hindia barat Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Nias, serta perairan barat Kepulauan Batu.
“Kondisi gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi 15 hingga 17 Juni 2025. Kondisi tersebut harus diwaspadai, terutama nelayan yang menggunakan perahu,” jelasnya.
Fenomena ini berkaitan erat dengan aktivitas Siklon Tropis Wutip yang terpantau berada di koordinat 17,2 derajat Lintang Utara dan 110,3 derajat Bujur Timur, tepatnya di wilayah Laut China Selatan. Keberadaan siklon ini menyebabkan peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah perairan Indonesia, termasuk Sumatera Utara.
Angin kencang tersebut berkontribusi langsung terhadap peningkatan tinggi gelombang laut.
Dasmian menambahkan bahwa kecepatan angin di kawasan tersebut telah mencapai ambang batas yang membahayakan keselamatan pelayaran.
Ia menjelaskan bahwa ketika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang laut mencapai 1,25 meter, maka hal itu sudah cukup berisiko bagi kapal nelayan kecil. Sementara jika kecepatan angin meningkat menjadi 16 knot dan gelombang mencapai 1,5 meter, risiko akan lebih tinggi lagi terhadap kapal tongkang.
BMKG pun meminta masyarakat, khususnya para nelayan dan operator kapal di wilayah Sumatera Utara, untuk memperhatikan informasi cuaca laut terbaru.
Langkah ini penting guna menghindari kejadian yang tak diinginkan di tengah laut. Selain itu, kewaspadaan terhadap peringatan dini ini dapat membantu mengurangi potensi kerugian maupun bahaya jiwa akibat cuaca ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu. (*/Risco)