Karawang, gemasulawesi - Kejadian memalukan yang melibatkan supir angkutan umum dan driver taksi online di depan Ramayana Karawang menjadi viral di media sosial.
Peristiwa ini memicu reaksi berbagai kalangan, hingga akhirnya Tim Resmob Polres Karawang mengambil tindakan tegas dengan mengamankan pelaku yang mengancam driver taksi online.
Insiden yang terjadi pada Selasa, 21 Mei 2024 tersebut bermula ketika sejumlah siswa yang pulang dari sekolah memesan driver taksi online untuk pulang.
Setelah anak-anak tersebut naik ke mobil taksi online, mereka diikuti oleh seorang pria yang kemudian menghentikan kendaraan secara tiba-tiba.
Pengemudi taksi online, yang merasa terancam, membunyikan klakson sebagai tanda peringatan.
Namun, tindakan ini justru memancing emosi pria tersebut yang diduga merupakan supir angkutan umum.
Pria tersebut mulai memaki dan mengancam pengemudi taksi online, membuat situasi semakin tegang.
Aksi intimidasi ini membuat para siswa yang berada di dalam mobil taksi online ketakutan, hingga mereka merasa perlu menelepon orangtua mereka untuk meminta bantuan.
Video kejadian ini cepat menyebar di media sosial, menimbulkan kecaman dari berbagai pihak.
Menurut informasi dari Polres Karawang, konflik semacam ini sering terjadi di zona merah di kawasan Karawang Kota.
Zona merah adalah area yang menjadi titik rawan gesekan antara pengemudi taksi online dan penyedia layanan transportasi konvensional seperti ojek pangkalan dan angkutan umum.
Para pengemudi transportasi konvensional seringkali harus membayar biaya tambahan untuk bisa mangkal di tempat-tempat tertentu, sehingga keberadaan taksi online yang mengambil penumpang di area tersebut dianggap merugikan mereka.
Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono, menyatakan bahwa pihaknya segera merespons laporan mengenai kejadian ini.
"Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dan ancaman seperti ini. Pelaku telah diamankan dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.
Aldi juga menambahkan bahwa pihaknya terus memantau situasi di lapangan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Para pengemudi transportasi konvensional di Karawang mengaku bahwa persaingan dengan taksi online semakin ketat, terutama di zona-zona strategis yang sering dijadikan tempat menunggu penumpang.
Mereka merasa terancam dengan keberadaan taksi online yang dianggap mengambil penumpang di area yang seharusnya menjadi hak mereka setelah membayar biaya tertentu.
Namun, aksi kekerasan dan intimidasi bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan perselisihan ini.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak terkait pentingnya menjaga ketenangan dan mencari solusi melalui dialog.
Pemerintah daerah diharapkan dapat membuat regulasi yang lebih jelas untuk mengatur operasional transportasi online dan konvensional, sehingga kedua pihak bisa bekerja sama dengan baik tanpa menimbulkan konflik. (*/Shofia)