Parigi Moutong, gemasulawesi – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menggunakan kotoran sapi sebagai bahan untuk pembuatan kompos.
Melalui program ini, kotoran sapi tidak lagi dianggap sebagai limbah, tetapi sebagai sumber daya yang bernilai ekonomi,
I Wayan Gede Purna, S.Pt., MSi selaku Kabid Pembibitan dan Produksi, menjelaskan hal ini, di Parigi, 26 Februari 2024.
“Pemanfaatan kotoran sapi sebagai kompos telah membawa manfaat ekonomi yang besar bagi para peternak,” ungkapnya.
Bahkan, beberapa peternak melaporkan bahwa lebih menguntungkan bagi mereka untuk menjual kotoran sapi dari pada sapi itu sendiri.
Purna menegaskan, program ini telah dilaksanakan secara rutin di berbagai tempat di Parigi Moutong, termasuk sekolah lapang di Gunung Mulia, Balinggi, dan Sausu.
Namun, meskipun telah menghasilkan kompos dalam jumlah besar, masih menghadapi tantangan dalam memenuhi pesanan yang terus meningkat dari masyarakat.
“Bahkan, nilai penjualan kompos di beberapa tempat seperti di Sausu mencapai puluhan juta rupiah,” tegasnya.
Ia menambahkan keberhasilan program ini juga tercermin dari peningkatan pendapatan peternak.
Purna menuturkan sejak pengolahan kotoran sapi, para peternak melaporkan peningkatan pendapatan yang signifikan.
Tidak hanya itu, program ini juga mendorong peternak untuk meningkatkan jumlah sapi yang mereka miliki.
Purna menerangkan di Balinggi beberapa peternak telah membangun kandang yang lebih besar.
“Meningkatkan jumlah sapi mereka dari sebelumnya hanya 12 ekor menjadi sekitar 30 ekor,” terangnya.
Purna mengatakan dampak positif lainnya adalah peningkatan pendapatan peternak, yang dulunya hanya sekitar 3 juta rupiah per bulan.
“Kini telah meningkat menjadi 6 juta rupiah per bulan dari hasil penjualan kotoran sapi,” pungkasnya.
Purna menambahkan program ini tidak hanya membantu mengatasi masalah limbah, tetapi juga meningkatkan pendapatan peternak serta meningkatkan produktivitas pertanian khususnya di Parigi Moutong.