Nasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Menparekraf, Sandiaga Uno, menyatakan penyelenggaraan World Water Forum 2024 yang akan diselenggarakan di Bali dapat memberikan kontribusi ekonomi mencapai 561-800 miliar rupiah untuk Bali.
Dalam keterangannya kemarin, 6 Mei 2024, Menparekraf, Sandiaga Uno, menyampaikan acara ini diperkirakan akan menarik 35.000 hingga 50.000 peserta, baik yang berasal dari dalam atau luar negeri.
“Ini akan dapat menghasilkan pendapatan yang besar untuk para pelaku bisnis lokal di Bali dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.
Sandiaga juga mengungkapkan keyakinannya bahwa World Water Forum dapat menjadi tonggak sejarah untuk Bali dan Indonesia untuk menempatkan peran strategis dalam pengelolaan air dengan kearifan lokal.
Selain itu, disebutkan Sandiaga jika permintaan penerbangan ke Bali meningkat menjelang World Water Forum.
World Water Forum diketahui akan dibuka pada tanggal 20 Mei 2024.
“Saat ini, kami sedang menganalisis permintaan penerbangan ke Bali untuk mempertimbangkan kemungkinan untuk menambah penerbangan selama pelaksanaan World Water Forum,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan penambahan penerbangan ke Bali untuk mengakomodasi lonjakan minat itu.
World Water Forum adalah pertemuan internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pimpinan politik, politisi, lembaga multilateral, akademisi, masyarakat sipil dan pelaku usaha.
World Water Forum akan menjadi platform untuk melakukan pembahasan mengenai krisis yang berkaitan dengan air.
Untuk tahun ini, World Water Forum mengusung 6 sub-tema, yaitu ketahanan dan kesejahteraan air, air untuk manusia dan alam, tata kelola, kerja asma dan hidro-diplomasi, pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, serta pengetahuan dan inovasi.
Hasil dari World Water Forum diharapkan dapat menghasilkan tindakan yang nyata dan komitmen untuk mencapai pengelolaan air yang lebih baik dan juga berkelanjutan.
Sementara itu, BRIN juga mengenalkan teknologi tangga ikan atau fishway sebagai solusi untuk dapat mempertahankan biodiversitas ikan air tawar sebagai hambatan infrastruktur melintang sungai dalam World Water Forum. (*/Mey)