Dapat Mendatangkan Penyakit Menular, Menkes Sebut Perubahan Iklim yang Terjadi Perlu Diantisipasi Melalui Sistem Kesehatan

Ket. Foto: Menteri Kesehatan Menyampaikan Perubahan Iklim Perlu Diantisipasi Melalui Sistem Kesehatan
Ket. Foto: Menteri Kesehatan Menyampaikan Perubahan Iklim Perlu Diantisipasi Melalui Sistem Kesehatan Source: (Foto/Instagram/@kemenkes_ri)

Nasional, gemasulawesi – Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, perubahan iklim yang terjadi sekarang ini perlu untuk diantisipasi melalui sistem kesehatan.

Dalam keterangannya kemarin, 29 April 2024, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan jika antisipasi perlu dilakukan dikarenakan perubahan iklim dapat mendatangkan penyakit menular, yang pada akhirnya berisiko mendatangkan penyakit tidak menular dan pandemi.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan jika perubahan iklim yang dapat memicu penyakit menular disebabkan adanya perubahan interaksi antara hewan dengan manusia.

Baca Juga:
Ujung Tombak dalam Menjaga Masyarakat, Kementerian Kesehatan Tegaskan Kemampuan Kader Posyandu di Indonesia Perlu Terus Ditingkatkan

“Semakin sering perubahan interaksi tersebut terjadi, maka akan semakin besar risiko terjadi pandemi,” ucapnya.

Dia juga mencontohkan Asia bird flu yang telah ada dari dahulu.

“Kemudian ada Covid yang disebutkan berasal dari kelelawar,” katanya.

Baca Juga:
Usai Viral, Ditjen Bea Cukai Akan Bebaskan Bea Masuk dan Pajak Impor Barang Hibah Berupa Alat Belajar SLB yang Sempat Ditahan Sejak 2022

Budi menerangkan sebelum penyakit-penyakit yang berasal dari hewan-hewan tersebut tertular ke manusia, maka seharusnya hewan-hewan tersebut dilakukan deteksi patogen, baik virus ataupun bakteri.

“Untuk selanjutnya dilakukan penelitian agar ada diagnosis, vaksin dan juga obatnya, sebab jika dilakukan setelah tertular ke manusia, maka itu telah terlambat dan menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan lebih mahal,” ujarnya.

Dalam pernyataannya kemarin, tanggal 29 April 2024, Menteri Kesehatan memaparkan jika perubahan iklim mendorong perubahan perilaku hewan.

Baca Juga:
Viral Barang Impor Hibah Berupa Alat Belajar untuk SLB Ditahan Bea Cukai Bandara Soetta Sejak Tahun 2022, Menkeu Sri Mulyani Turun Gunung

“Misalnya adalah nyamuk Aedes aegypti, sehingga setiap kali ada El Nino, maka angka kasus DBD akan naik,” ungkapnya.

Budi Gunadi Sadikin menambahkan dampak dari perubahan iklim yang lain adalah El Nino hanya terjadi di daerah tropis, namun, dapat juga terjadi di daerah yang lain.

“Demam berat diketahui hanya terjadi di Indonesia, Brazil, Indonesia dan juga negara-negara yang ada di Afrika, tetapi, tidak menutup kemungkinan, nantinya akan semakin naik ke atas,” paparnya.

Baca Juga:
Dibuka Mulai Rp809 Juta, Mobil Rubicon Milik Tersangka Mario Dandy Tak Laku Saat Dilelang, Kejagung Akan Buka Harga Lebih Rendah

Mengenai penyakit tidak menular, Menkes menjelaskan perubahan iklim dapat mengakibatkan masalah gizi.

“Masalah tersebut terjadi dikarenakan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim, sehingga dataran menjadi lebih sempit, padahal manusia jumlahnya terus bertambah,” imbuhnya.

Budi Gunadi Sadikin menyatakan hal itu yang pada akhirnya membuat lahan untuk produksi makanan lebih sedikit. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Berlangsung di Istana Bogor, Presiden Jokowi Dikabarkan Menerima Kunjungan PM Singapura Didampingi Prabowo Subianto

Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Singapura dengan didampingi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Cetak Pendidik Berkualitas, Waketu MPR Sebut Dukungan untuk Mewujudkan Lingkungan Kerja yang Memadai bagi Guru Harus Konsisten Ditingkatkan

Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, menyatakan dukungan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang memadai untuk guru harus ditingkatkan.

Viral! Alat Bantuan untuk Siswa Tunanetra dari Korea Selatan Ditahan Bea Cukai Bandara Soetta Hingga 2 Tahun, Diminta Bayar Ratusan Juta

Lagi-lagi keluhan warganet soal besarnya pajak yang harus dibayar ke Bea Cukai viral, bantuan untuk siswa tunanetra di SLB ditahan.

Kematian Anggota Satlantas Polres Manado yang Ditemukan Tewas di Dalam Mobil dengan Luka Tembak Jadi Sorotan, Polisi Periksa 13 Saksi

13 orang saksi diperiksa oleh Polres Jakarta Selatan untuk mengungkap misteri kematian salah satu anggota Satlantas Polres Manado.

Geger Soal Larangan Warung Madura Buka 24 Jam hingga Rugikan Minimarket, Begini Tanggapan Kementerian Koperasi dan Lurah Penatih Bali

Larangan warung Madura buka 24 jam viral di media sosial, Kementerian Koperasi dan UKM serta Lurah Penatih buka suara.

Berita Terkini

wave

Tim DVI Polri Selesaikan Identifikasi Korban Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di Kalsel

Semua jenazah korban helikopter jatuh di Kalimantan Selatan berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri dengan proses teliti.

Remaja 16 Tahun Diamankan Terkait Kematian Mahasiswi di Indekos Ciracas

Polisi amankan remaja FF (16) terkait dugaan penganiayaan mahasiswi IM (23) yang ditemukan tewas di indekos Ciracas.

Ledakan Misterius di Pondok Cabe Ilir, Tujuh Korban dan Delapan Rumah Rusak

Ledakan di Pondok Cabe Ilir, akibat tabung gas, menewaskan tujuh korban, rusak delapan rumah, penyelidikan forensik masih berlangsung.

Koperasi Didorong Kelola Tambang, Pemerintah Siapkan Regulasi dan Modal Awal

Pemerintah siapkan aturan baru beri koperasi hak kelola tambang hingga 2.500 hektare, dukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama: EF Terungkap Bukan Ayah Kandung, Dijerat Pasal Perlindungan Anak

Polri ungkap EF bukan ayah kandung AMK. Bersama SNK, ia ditetapkan tersangka penyiksaan anak dan terancam hukuman berat.


See All
; ;