Usai Dua Kali Demo Tuntut Kenaikan Gaji, 249 Nakes Non ASN dari 25 Puskesmas Ini Malah Dipecat oleh Bupati Manggarai, Begini Kronologinya

Pemecatan 249 nakes non ASN oleh Bupati Manggarai usai demo viral di media sosial.
Pemecatan 249 nakes non ASN oleh Bupati Manggarai usai demo viral di media sosial. Source: Foto/Instagram @folkshitt

 

Manggarai, gemasulawesi - Bupati Manggarai Herybertus GL Nabit telah memecat 249 tenaga kesehatan (nakes) non-aparatur sipil negara (non ASN).

Pemecatan ratusan nakes non ASN ini dilakukan Bupati Manggarai setelah mereka melakukan demonstrasi untuk menuntut kenaikan gaji dan perpanjangan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk tahun 2024.

Bupati Manggarai mengambil keputusan ini karena para nakes dari 25 puskesmas yang melakukan demo tersebut dianggap tidak disiplin dan tidak loyal.

"249 (nakes non-ASN yang dipecat) itu, rata-rata mereka semuanya ikut demo," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai Flore Bartolomeus Hermopan.

Baca Juga:
Pastikan Kesiapan Arus Balik Pasca Lebaran, Menteri Perhubungan Dilaporkan Meninjau Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta Hari Ini

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai Flore Bartolomeus Hermopan, para nakes non-ASN tersebut melakukan sebanyak demo dua kali.

Yakni pertama pada 12 Februari 2024 di kantor Bupati Manggarai dan kedua pada 6 Maret 2024 di DPRD Manggarai.

Mereka menuntut agar SPK diperpanjang, mendapat kenaikan gaji setara dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK), tambahan penghasilan (tamasil).

Selain itu mereka juga berharap adanya peningkatan kuota seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk tahun 2024.

Baca Juga:
Periode Libur Lebaran, KAI Sebut Masyarakat Masih Bisa Mendapatkan Tiket Secara Langsung atau Online

Namun, bupati memutuskan untuk tidak memperpanjang SPK para nakes tersebut karena dinilai tidak disiplin dan tidak loyal.

Meskipun begitu, para nakes yang terlibat dalam demonstrasi mengajukan permintaan maaf dan berharap dapat dipekerjakan kembali.

Koordinator Forum Nakes non-ASN Elias Ndala menyampaikan permintaan maaf atas sikap yang mungkin tidak sopan selama wawancara dengan wartawan.

Mereka berharap agar bupati memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja kembali.

Baca Juga:
Yuk Kunjungi Mangli Sky View dengan Keajaiban Alam Magelang yang Memikat Hati dan Menawarkan Petualangan Tak Terlupakan

"Kami meminta maaf apabila mungkin ada kata-kata yang kurang sopan pada saat ditemui wartawan ketika wawancara. Atau mungkin ada tutur kata dari kami yang tidak berkenan," kata Koordinator Forum Nakes non-ASN Elias Ndala.

Aksi demonstrasi ini muncul karena para nakes non-ASN merasa bahwa upah yang mereka terima tidak memadai untuk kebutuhan hidup mereka.

Dimana para nakes non ASN tersebut hanya mendapat upah berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp600 ribu per bulan.

Meskipun demikian, keputusan untuk tidak memperpanjang SPK tetap diambil sebagai bentuk penegakan disiplin dan loyalitas di lingkungan kerja tersebut. (*/Shofia)

 

...

Artikel Terkait

wave
Demonstrasi Terjadi di 50 Lokasi Seluruh Negeri, Ribuan Warga Penjajah Israel Memprotes Pemerintah dan Mendesak Kesepakatan

Ribuan warga penjajah Israel memprotes pemerintah dan mendesak kesepakatan dalam demonstrasi yang terjadi di 50 lokasi di penjajah Israel.

Terkait Bonus Demografi, Menkes Ingatkan Negara Dapat Terjebak di Kelas Menengah Jika Gagal Memanfaatkan

Menkes, Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan jika negara dapat terjebak di negara kelas menengah jika gagal memanfaatkan bonus demografi.

Pilih Bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju, AHY Sebut Demokrat Merasa Bersyukur

Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyampaikan Partai Demokrat merasa bersyukur memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.

Jokowi Diusulkan Menjadi Pemimpin Koalisi Indonesia Maju, Demokrat Serahkan Pembahasan kepada Ketua Partai yang Tergabung di KIM

Partai Demokrat menyerahkan pembahasan tentang usulan Jokowi menjadi pemimpin KIM kepada para ketua partai yang tergabung di KIM.

Tanggapi Isu Demokrat Minta Jatah Kursi Menteri Koordinator, AHY Sebut Partainya Masih Menunggu Hasil Perhitungan Resmi KPU

Menanggapi isu Demokrat meminta jatah kursi Menko, AHY menyampaikan Partai Demokrat masih menunggu hasil perhitungan suara KPU.

Berita Terkini

wave

Emas Berdarah Parigi Moutong di Balik Bayang-Bayang Hukum

Aktifitas tambang ilegal di Desa Buranga dan Tombi, hanya berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Polres Parigi moutong.

Hanya Sehari Pasca-Penertiban Polda Sulteng, Kades Karya Mandiri Diduga Ijinkan Tambang Ilegal Kembali Beroperasi

Kepala Desa Karya Mandiri di Kecamatan Ongka malino Parigi Moutong diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal.

Sayutin Budianto Instruksikan Kader NasDem Parigi Moutong Tegak Lurus demi Restorasi 2029

Dalam arahannya, Sayutin menekankan pentingnya loyalitas tunggal seluruh kader dan legislator untuk tegak lurus mengikuti komando Ketua DPW.

Menatap Pemilu 2029: Nilam Sari Lawira Targetkan NasDem Pimpin DPRD Sulteng dan Parigi Moutong

Di bawah kepemimpinannya Nilam Sari Lawira yakin Nasdem akan menangkan perebutan dominasi suara di Wilayah Sulawesi tengah.

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.


See All
; ;