Nasional, gemasulawesi – Mengenai peristiwa ledakan tungku smelter yang terjadi di kawasan PT IMIP, WALHI Sulawesi Tengah menyatakan mereka mendesak pemerintah untuk turun tangan terhadap kejadian ini.
WALHI Sulawesi Tengah menyebutkan pemerintah harus segera menindaklanjuti kejadian meledaknya tungku smelter milik PT ITSS tersebut.
Dalam keterangannya, WALHI Sulawesi Tengah menyampaikan jika produksi PT IMIP harus segera dihentikan.
“Sanksi yang tegas juga harus diberikan kepada PT IMIP dikarenakan korban yang jatuh tidak sedikit dan kecelakaan kerja yang seperti ini seringkali terjadi,” tulis mereka.
Kepala Advokasi dan Kampanye WALHI Sulawesi Tengah, Aulia Hakim, menerangkan pemerintah jangan hanya melakukan kampanye tentang hilirisasi nikel saja tanpa melihat kenyataan yang sebenarnya terjadi di lapangan.
“Pemerintah jangan hanya berkampanye dengan angin surga terhadap keuntungan yang diperoleh,” tandasnya.
Baca Juga: Kasus Korupsi Gubenur Maluku Utara, KPK Tangkap Pihak Swasta yang Jadi Penyuap
Lebih lanjut, Aulia menuturkan jika nyawa melayang dan hidup sengsara karena kawasan yang kacau dan juga amburadul.
Desakan lain yang dilontarkan oleh WALHI Sulawesi Tengah adalah menghentikan keadaan yang tidak kahar di lingkungan PT IMIP yang sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2020.
Diketahui jika UU tersebut mengatur tentang pertambangan mineral dan batu bara.
Baca Juga: Terjadi Ledakan Tungku Smelter di Morowali, Partai Buruh Sebut Akibat Dampak dari Investasi Cina
Sementara itu, keadaan kahar yang dimaksudkan adalah beberapa situasi dan kondisi yang seperti perang, kebakaran, banjir, gempa bumi, kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemik dan bencana alam serta non alam yang berada di luar kemampuan manusia.
Menurut kesaksian dari salah seorang karyawan PT ITSS, kejadian ledakan tungku smelter tersebut terjadi di saat sedang dilakukan perbaikan tungku yang dilanjutkan dengan pemasangan plat besi di bagian tungku smelter yang sama.
Terdapatnya cairan di bawah tungku memicu ledakan tersebut dan juga menyebabkan tabung-tabung oksigen yang terdapat di sekitar tungku smelter ikut meledak.
Hingga kini, informasi menyebutkan korban luka-luka masih dirawat di klinik 1 dan klinik 2 PT IMIP.
Namun, karena keterbatasan, para korban sedang dirujuk ke RSUD Morowali untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut. (*/Mey)