Internasional, gemasulawesi – Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) menyatakan baru-baru ini jika akan dibutuhkan waktu hingga puluhan tahun lamanya untuk Palestina kembali pulih seperti hingga sebelum perang.
Namun, menurut UNCTAD, hal tersebut akan terjadi jika konflik di Jalur Gaza segera dihentikan.
Hingga kini, puluhan ribu rakyat Palestina dilaporkan tewas dalam konflik yang terjadi selama berbulan-bulan tersebut.
Baca Juga:
Ikut Serta dalam Pertemuan Kabinet Perang, Kepala Mossad Beri Pengarahan Terkait Negosiasi Terbaru
Perang juga menghancurkan banyak infrastruktur penting dan juga mata pencaharian dari sekitar 2,3 juta orang penduduknya.
“Konflik yang terjadi di Jalur Gaza telah memicu kontraksi PDB atau produk domestik bruto) Jalur Gaza sekitar 24%,” kata mereka.
Selain itu, terjadi juga penurunan PDB per kapita sekitar 26,1% yang terjadi sepanjang tahun 2023.
Rami Allazeh yang merupakan ekonom yang bekerja di UNCTAD di wilayah pendudukan Palestina, menyampaikan jika waktu yang dibutuhkan Jalur Gaza untuk dapat kembali seperti tahun 2022 adalah hingga tahun 2092.
“Dibutuhkan banyak upaya dari komunitas internasional untuk memulihkan kembali kondisi Gaza dan juga membangunnya kembali,” ucapnya.
Dia memaparkan jika kesimpulan utama dari laporan UNCTAD adalah tingkat kehancuran di Jalur Gaza yang belum pernah disaksikan sebelumnya.
Saat militer penjajah Israel melakukan invasi di tahun 2014 lalu, wilayah Jalur Gaza membutuhkan sekitar 3,9 milyar dolar USD untuk pulih.
“Sedangkan untuk perang kali ini, angka yang diperkirakan akan jauh lebih tinggi,” jelasnya.
Allazeh menerangkan jika perkiraan tersebut dengan melihat tingkat kehancuran yang ditimbulkan oleh penjajah Israel dan juga intensitas kerusakan yang tinggi.
Baca Juga:
Susul Kehancuran Skala Besar di Jalur Gaza, Diamnya Komunitas Internasional Disebut Sulit Dipercaya
Laporan menyebutkan bahwa sebelum perang, perekonomian dari Jalur Gaza bahkan telah berantakan sebelumnya.
Disebutkan jika hal tersebut terjadi karena blokade ekonomi yang dilakukan penjajah Israel selama bertahun-tahun lamanya.
UNCTAD membeberkan jika sekitar dua per tiga penduduk Jalur Gaza hidup dalam kemiskinan sebelum konflik dimulai.
Baca Juga:
Banyak Nyawa Melayang, Ini Bagaimana Negara Anggota Uni Eropa Terpecah Terkait Perang Palestina
“Sekitar 45% menjadi pengangguran dan di bulan Desember, angka pengangguran meningkat menjadi 79,3%,” jelas mereka. (*/Mey)