Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, laporan menyebutkan jika seorang anak di bawah umur tewas karena tembakan yang dilakukan tentara Israel.
Peristiwa penembakan anak di bawah umur tersebut terjadi di Tepi Barat yang diduduki dan laporan yang sama menyampaikan jika anak tersebut masih berusia 14 tahun.
Untuk lokasi tepatnya penembakan, yakni di kamp pengungsi Ein Sultan yang terletak di kota Jericho, Tepi Barat.
Baca Juga:
Konflik Melebar, Hizbullah Nyatakan Siap untuk Perang Tanpa Batas dengan Penjajah Israel
Menurut kantor berita negara Palestina, Wafa, anak laki-laki tersebut ditembak tepat di bagian dada oleh militer Israel selama serangan yang dilakukan tentara di kamp pengungsi tersebut.
Dia kemudian dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, namun, kemudian dinyatakan meninggal.
Laporan menyampaikan ketegangan meningkat di Tepi Barat setelah Israel melakukan agresi sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Baca Juga:
Usaha Bertahan Hidup, Warga Palestina Berjuang Hidupkan Kembali Pasar di Kamp Pengungsi Jabalia
Sekitar 5.875 warga Palestina telah ditahan dalam 100 hari serangan militer Israel di Tepi Barat yang selama ini diduduki.
Angka tersebut diungkapkan oleh Masyarakat Tahanan Palestina.
Di sisi lain, di hari Minggu kemarin dilaporkan jika tentara Israel menangkap 2 orang saudara perempuan wakil ketua Hamas, Saleh Al-Arouri, yang sebelumnya dibunuh oleh mereka di Beirut, Lebanon, awal bulan Januari.
Baca Juga:
Kasus Genosida Penjajah Israel, Pengacara AS Gambarkan Sidang ICJ Sebagai Momen Bersejarah
Koordinator media untuk Masyarakat Tahanan Palestina, Amani Farajneh, mengungkapkan di hari Sabtu malam, militer menangkap Dalal dan Fatima Al-Arouri setelah sebelumnya menggeledah rumah mereka di Tepi Barat.
“Mereka menangkapnya setelah sebelumnya menggeledah rumah yang mereka tempati,” katanya.
Dalal ditangkap Israel di rumah keluarganya di kota Arura yang berada di barat laut Ramallah, sedangkan Fatima ditangkap di rumahnya yang berada di kota Al-Bireh.
Sementara itu, militer Israel juga menangkap sekitar 15 pekerja dari Jalur Gaza yang tinggal di kota Biddya yang ada di Tepi Barat.
Kantor berita Palestina, Wafa, menerangkan jika para pekerja tersebut awalnya berada di gedung kotamadya Biddya setelah Israel mengusir mereka dari tempat kerja mereka sebelumnya. (*/Mey)