Ekonomi, gemasulawesi – Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, meminta agar Perum Bulog untuk memperkuat serapan gabah petani seiring dengan masa panen raya yang hingga kini masih berlangsung, yang termasuk di Karawang.
Menurut Arief Prasetyo Adi, hal tersebut dilakukan untuk mengisi ketersediaan pasokan dalam negeri.
Arief Prasetyo Adi memaparkan di masa panen raya seperti sekarang ini, Perum Bulog agar terus memperkuat perannya sebagai offtaker hasil panen petani.
Dalam keterangannya hari ini, tanggal 29 April 2024, Arief menyebutkan jika hal tersebut juga dilakukan untuk menjaga agar harga di tingkat petani tidak jatuh.
Dia menegaskan jika tidak ada alasan Bulog tidak menyerap dikarenakan memiliki dryer.
“Dapat dikeringkan untuk kemudian disimpan dalam bentuk GKG atau Gabah Kering Giling,” katanya.
Menurutnya, untuk mengoptimalkan serapan tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan fleksibilitas HPP atau harga pembelian pemerintah.
“Ini yang memungkinkan Bulog menyerap gabah atau beras dan juga menjaga harga di tingkat petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief Prasetyo Adi mengungkapkan jika kebijakan fleksibilitas tersebut dimulai sejak awal bulan April lalu hingga tanggal 30 Juni 2024 mendatang yang ditujukan untuk mendorong peningkatan serapan Bulog pada periode panen raya.
Diketahui jika kebijakan fleksibilitas HPP gabah dan beras yang diterapkan untuk Perum Bulog adalah GKP atau Gabah Kering Panen di tingkat petani sekitar Rp 6.000,00 per kilogramnya.
Sementara itu, untuk GKG atau Gabah Kering Giling di gudang Perum Bulog sekitar Rp 7.400,00 per kilogram.
Untuk HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95 persen, butir patah maksimal 20 persen, kadar air 14 persen dan butir menir maksimal 2 persen Rp 11.000,00 per kilogram.
Arief Prasetyo Adi menyatakan pihaknya menjalankan perintah Presiden Jokowi agar stok CPP atau Cadangan Pangan Pemerintah terus dilakukan penguatan.
“Terutama dari hasil produksi dalam negeri,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa untuk itu, maka silo terus dipenuhi dengan stok GKG, baik yang dikeringkan oleh petani atau yang dikeringkan oleh Bulog sendiri. (*/Mey)