Jakarta, gemasulawesi – Dilaporkan jika konsumsi beras khusus di Jakarta diperkirakan masih akan tinggi dan juga terus tumbuh, terlebih dengan jumlah penduduk yang mencapai 10,5 juta jiwa.
Praktisi di bidang beras, Piero Mustafa, menyatakan jika pihaknya melihat peluang pasar beras khusus masih potensial dan terutama di Jakarta.
Piero Mustafa menambahkan pihaknya memperkirakan dapat tumbuh hingga 15 sampai dengan 20 persen.
Dalam keterangannya kemarin, 28 Mei 2024, Piero menyampaikan berdasarkan Peraturan Bapanas Nomor 2 Tahun 2023, beras khusus meliputi beras merah, beras ketan, beras hitam dan beras fortifikasi, beras varietas lokal dan beras indikasi geografis.
“Selain itu, juga beras organik, beras dengan klaim kesehatan dan juga beras tertentu yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri sendiri,” katanya.
Dia mengatakan jika beras umum mencakup beras sosoh dan beras pecah kulit.
Dikutip dari Antara, dia menuturkan jika konsumsi beras, baik beras khusus atau beras umum, di Jakarta sama tingginya.
Menurutnya, pertumbuhan konsumsi beras di Jakarta didorong dengan pesatnya pertumbuhan penduduk yang terjadi.
“Sehingga distribusi perlu untuk diperkuat agar harganya tetap stabil,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menilai jika konsumsi beras khusus yang cukup pesat juga dipicu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk gaya hidup sehat.
Dia menyatakan oleh karena itu, konsumsi beras diprediksi masih tinggi, bahkan akan terus meningkat sepanjang tahun 2019 hingga 2023.
Diketahui jika berdasarkan data dari Konsumsi Pangan Tahun 2023 yang dikutip Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekjen Kementerian Pertanian Tahun 2023, masyarakat Indonesia tercatat mengonsumsi beras dan beras ketan sekitar 81,23 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2023.
“Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2019,” paparnya.
Disebutkan Piero Mustafa, pada tahun 2023, yakni berada di level 78,71 kilogram per kapita per tahunnya.
Dia mengungkapkan jika konsumsi di tahun 2023 turun sekitar 0,15 persen jika dibanidngkan dengan tahun 2022 yang sekitar 81,35 kilogram per kapita per tahunnya. (*/Mey)