Kepulauan Sangihe, gemasulawesi – Dilaporkan jika PVMBG telah menaikkan status Gunung Awu, yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, menjadi siaga atau level III.
Diketahui jika sebelumnya, status Gunung Awu adalah waspada atau level II.
Menurut PVMBG, kenaikan status tersebut dikarenakan terjadi peningkatan aktivitas Gunung Awu.
Menurut laporan hari ini, 17 April 2024, Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, menyatakan jika status Gunung Awu tersebut berlaku mulai dari tanggal 16 April 2024 pada pukul 18.00 WITA.
“Selama 2 minggu terakhir, untuk periode tanggal 1-15 April 2024, kegempaan Gunung Awu sebagian besar adalah gempa vulkanik dangkal dan juga gempa vulkanik dalam,” katanya.
Hendra Gunawan mengatakan jika data PVMBG mencatat terjadi 1 kali gempa frekuensi rendah, 71 kali gempa vulkanik dalam, 284 kali gempa vulkanik dangkal, 252 kali gempa tektonik jauh dan 14 kali gempa tektonik lokal.
Dalam kesempatan tersebut, Hendra menyatakan jika dari tangal 1 Maret 2024 hingga tanggal 16 Maret 2024, PVMBG melakukan pemantauan deformasi menggunakan tilmeter di Stasiun Puncak dan Stasiun Kolongan.
Menurutnya, hasil pemantauan yang dilakukan oleh PVMBG menunjukkan jika terjadi peningkatan tekanan atau yang juga dikenal dengan inflasi.
Hendra membeberkan jika dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan juga deformasi, instrusi magma di kedalaman gunung menuju ke permukaan gunung masih terekam secara instrumental.
Hendra menambahkan jika hal tersebut diindikasikan dengan kemunculan kegempaan vulkanik dalam dan juga vulkanik dangkal.
“Selain itu, gempa tektonik lokal dengan intensitas yang besar juga dapat memicu peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Awu,” ujarnya.
Hendra mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kejadian gempa dengan energi yang besar dan terjadi terus menerus, serta memiliki potensi mendobrak kubah lava dan menyebabkan erupsi yang eksplosif.
Lebih lanjut, peningkatan kegempaan juga terlihat dari baseline energi gempa atau RSAM untuk periode bulan Juli 2023 hingga 16 April 2024, yang lebih tinggi dari baseline energi gempa di periode tanggal 1 Desember 2021-9 September 2022, yang merupakan periode krisis Gunung Awu di tahun 2022 lalu. (*/Mey)