Sumenep, gemasulawesi – Dilaporkan jika memasuki pertengahan bulan Ramadhan seperti sekarang, sejumlah pedagang baju bekas mulai bermunculan di Kota Sumenep, Provinsi Jawa Timur.
Laporan yang sama menyatakan jika para pedagang baju bekas di Sumenep tersebut memang sengaja memanfaatkan momen menjelang Lebaran untuk menjual baju bekas dengan harga yang sangat murah.
Kabid Perdagangan Diskop UKM Perindag Sumenep, Idham Halil, menyampaikan jika fenomena babebo atau baju bekas ini memang sering muncul pada saat menjelang Lebaran.
“Dalam waktu dekat ini, kami memang akan segera melakukan koordinasi dengan internal bidang dahulu di Disperindag,” katanya.
Idham menerangkan jika fenomena munculnya para pedagang baju bekas di bulan Ramadhan bukanlah sesuatu yang baru.
Idham menambahkan jika ini memang pedagang musiman.
Baca Juga:
Kembali Erupsi Hari Ini, Gunung Semeru Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1000 Meter
“Sebelum bulan Ramadhan, kami sempat membahas dengan teman-teman bidang, dan nantinya dalam minggu ini, kami juga akan melakukan koordinasi ulang,” ujarnya.
Sementara itu, di Sumenep, para pedagang baju bekas mulai bermunculan di Pasar Sabtuan Kalianget, Pasar Anom Kota Sumenep dan Jalan Adirasa Kolor, serta Pasar Giling.
Salah satu pedagang baju bekas, Agus, memaparkan jika tidak semua orang dapat membeli baju baru dan ada juga yang membeli baju bekas juga dikarenakan murah.
Baca Juga:
Panen Raya Jatuh pada Bulan Ramadhan, Petani Duku di Pesisir Barat Alami Peningkatan Penjualan
“Untuk kualitasnya juga bagus dikarenakan sebagian besar impor dan masih layak pakai,” terangnya.
Agus mengakui jika itu sebabnya dia berjualan di pasar-pasar.
“Saya tidak menetap berjualannya, tetapi, menyesuaikan dengan jadwal pasar yang buka yang terdapat di kecamatan-kecamatan,” ucapnya.
Baca Juga:
Idul Fitri Tahun 2024, Permintaan Parsel di Jember Dilaporkan Meningkat Sejak Awal Bulan Ramadhan
Agus juga mengungkapkan harapannya agar pemerintah lebih bijak dalam menyikapi fenomena munculnya para pedagang baju bekas menjelang Lebaran seperti yang terjadi sekarang.
“Saya pikir di daerah lain di Indonesia juga pasti ada yang membuka stand pakaian bekas,” ungkapnya.
Menurut Agus, ekonomi masyarakat kita juga masih rendah, sehingga pakaian bekas menjadi solusi.
Baca Juga:
1 Orang Dilaporkan Terluka, BPBD Sebut 5 Bangunan di Surabaya Alami Kerusakan Akibat Gempa Tuban
Di bulan Ramadhan tahun sebelumnya, pemerintah daerah dan juga pusat telah sepakat untuk melarang jual beli baju bekas.
Alasan yang disebutkan saat itu adalah dikarenakan dapat merugikan industri tekstil Tanah Air. (*/Mey)