Nasional, gemasulawesi – Presiden Jokowi dilaporkan menyoroti pentingnya melakukan kolaborasi tingkat global yang dilakukan untuk meningkatkan investasi di bidang pertanian.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi diketahui menyatakan jika investasi ini menjadi sangat penting karena produk-produk pertanian dan pangan juga dapat menciptakan energi yang ramah lingkungan di tengah isu perubahan iklim seperti sekarang.
Untuk itu, Presiden Jokowi menegaskan jika Indonesia memberikan dukungannya terhadap inisiatif dari Uni Emirate Arab (UEA) melalui presidennya yang mengatakan akan mendorong pembentukan pusat kolaborasi internasional di sektor pertanian.
Diketahui jika pernyataan tersebut dikatakan oleh Presiden Jokowi di COP 28 yang diadakan di Dubai, UEA, dari tanggal 30 November 2023 hingga tanggal 12 Desember 2023 mendatang.
Jokowi lantas menuturkan jika apa yang dilakukan oleh UEA itu diharapkan dapat menjadikan dunia lebih sejahtera.
“Semoga dapat menghasilkan tindakan yang nyata,” katanya.
Baca Juga: Pengungsi Rohingya Membludak, Komisi I DPR Sebut Warga Lokal Tetap Prioritas
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyoroti potensi yang dimiliki Indonesia dalam sektor pertanian.
“Kolaborasi tersebut juga dapat menjadi jalan untuk kita mendapatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan untuk ke depannya,” ujarnya.
Di sisi lain, masalah pengungsi Rohingya diketahui juga menjadi perhatian dari Presiden Jokowi.
Dia menyebutkan jika terdapat dugaan TPPO (tindak pidana perdagangan orang) di balik gelombang pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia belakangan ini.
“Saya sendiri telah mendapatkan laporan tentang pengungsi Rohingya yang semakin banyak masuk dan berdatangan ke wilayah Indonesia,” akunya.
Jokowi lantas menegaskan jika pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO yang dimaksud.
“Sementara itu, para pengungsi akan diberikan bantuan sementara oleh pemerintah dengan tetap mengutamakan kepentingan warga lokal,” ucapnya.
Terkait pengungsi Rohingya, Wapres Ma’ruf Amin menerangkan jika pemerintah Indonesia akan segera berkoordinasi dengan UNHCR.
“Karena tidak mungkin bagi kita untuk menolak, tetapi juga bagaimana ke depannya, itu yang kita pikirkan,” jelasnya. (*/Mey)