Duka Santri Buduran Sidoarjo, Pesantren Al-Khoziny Runtuh Telan Korban Jiwa

Ket Foto: Keluarga korban runtuhnya pondok pesantren Al-Khoziny menunggu update informasi terbaru dari Basarnas.
Ket Foto: Keluarga korban runtuhnya pondok pesantren Al-Khoziny menunggu update informasi terbaru dari Basarnas. Source: (Foto/ANTARA FOTO/Umarul Faruq/tom)

Jakarta, gemasulawesi - Adzan Ashar baru saja mereda ketika dentuman keras memecah sore di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, 29 September 2025.

Dalam hitungan detik, lantai atas bangunan Pesantren Al-Khoziny runtuh menimpa musholla di bawahnya. Debu pekat mengepul, menutup pandangan, jerit santri bersahutan, dan waktu seolah membeku. Sore yang mestinya diisi doa yang khusyuk hingga menembus langit, berubah menjadi panggung duka yang menelan jiwa-jiwa belia.

Para santri yang tengah beraktivitas di musholla tak pernah menyangka atap di atas mereka ambruk tiba-tiba. Tidak ada tanda jelas sebelumnya, hanya retakan kecil di dinding yang luput dari perhatian.

Seorang santri bernama Wahid mengisahkan bagaimana ia lolos dari maut. Saat shalat Ashar berjamaah, ia mendengar bunyi “krek” dari atas. Bangunan bergoyang, lalu bagian ujung musholla ambruk dan merembet ke bagian lain.

Baca Juga:
Pelindo Pastikan Pelabuhan Pulau Baai Aman Pasca Senggolan MT Kencana Express dan CSD Costa Fortuna 3

Wahid bergegas menyelamatkan diri, sembari berteriak agar teman-temannya ikut keluar. Namun, tak semua sempat mengikuti langkahnya. Lebih dari seratus santri berada dalam musholla saat itu, sebagian tertimbun dalam reruntuhan.

Bagi keluarga korban, sore itu menjadi kabar buruk yang tak terbayangkan. Di halaman pesantren, orang tua berdiri gemetar menanti kabar anak mereka. Ada yang memegang tasbih, mulutnya bergetar melafalkan doa. Ada pula yang hanya menatap kosong ke arah puing.

Beberapa ibu jatuh pingsan ketika mendengar nama anaknya masuk daftar korban, sementara yang lain menangis lega karena putranya selamat meski badan penuh debu. Pagar pesantren pun berubah menjadi tembok air mata, tempat duka dan doa berpadu.

Kabar ini segera mengundang para pewarta dari dalam dan luar negeri. Dari balik sorotan kamera dan ketikan cepat mereka, tragedi Buduran menyebar ke khalayak luas. Dunia menoleh pada sebuah pesantren tua yang kini berubah jadi lokasi bencana.

Baca Juga:
Menko PM Muhaimin Iskandar Bentuk Tim Khusus untuk Lakukan Razia ke Pesantren Ilegal, Begini Alasannya

Tim penyelamat dari Basarnas, BNPB, BPBD, TNI/Polri, Tagana, pemadam kebakaran, hingga relawan bergerak cepat. Namun, upaya evakuasi bukan perkara mudah. Di bawah komando darurat, mereka membangun lorong sempit berdiameter hanya 60 Centimeter dan kedalaman 80 Centimeter untuk menembus reruntuhan beton. Petugas harus merayap, bahkan berbaring berjam-jam lamanya.

Bukan tidak memiliki teknologi modern, tapi semua dilaksanakan tim penyelamat demi asa mengevakuasi santri dengan selamat. Petugas memutuskan evakuasi dengan manual. Suara mesin pemotong besi bercampur dengan teriakan instruksi untuk berhati-hati karena setiap getaran berisiko memicu runtuhan baru.

“Lokasinya sangat berisiko. Kami harus masuk manual, bahkan merayap tiga jam untuk menembus sisa bangunan,” kata Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo di posko media center darurat.

Malam tiba, tapi evakuasi tetap berlanjut. Lampu sorot dipasang, menyinari puing yang menelan banyak santri. Bau debu dan keringat bercampur jadi satu, tetapi tak ada kata mundur. Setiap tubuh yang ditemukan, entah hidup atau tidak, disambut doa lirih dan sorakan kecil bercampur haru.

Baca Juga:
Satu Santri Ditemukan Selamat, Korban Mushalla Roboh di Al Khoziny Kini 104 Orang

Lebih dari seabad

Pesantren Al-Khoziny sendiri bukan sekadar lembaga biasa. Berdiri sejak 1920 oleh KH Khozin, seorang ulama kharismatik yang merupakan menantu pengasuh Pesantren Siwalan Panji, pesantren ini telah menjadi pusat pendidikan agama di Sidoarjo.

Selama seabad lebih, ribuan santri datang menimba ilmu, menghafal Al-Qur’an, dan hidup dalam kebersamaan nan sederhana. Namun, sejarah panjang itu kini diuji oleh tragedi. Bangunan yang mestinya aman untuk belajar justru runtuh karena kelalaian dalam hal konstruksi.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga, terutama soal aspek fisik dan teknis pembangunan lembaga pendidikan. Ia menyoroti banyak pesantren yang dibangun swadaya tanpa pengawasan teknis memadai, termasuk Al-Khoziny.

“Kita semua perlu introspeksi. Harapannya, seluruh konstruksi baik di pesantren maupun non-pesantren mengikuti aturan demi keselamatan bersama,” ujarnya.

Ahli konstruksi kini meneliti reruntuhan. Hasil awal menunjukkan adanya kesalahan struktur; beban lantai atas tidak seimbang dengan daya dukung tiang penyangga. Tekanan berlebih dari aktivitas pembangunan lantai atas sebelum kejadian diduga mempercepat ambruknya bangunan.

Tragedi ini menyoroti lemahnya pengawasan pembangunan, khususnya di lembaga pendidikan berbasis keagamaan. Banyak pesantren dibangun dengan semangat swadaya, tapi tanpa pendampingan teknis. Niat baik menyediakan ruang belajar justru berujung bencana bila standar keselamatan diabaikan.

Enam hari pasca-peristiwa, korban terus bertambah. Hingga Sabtu (4/10) malam, total korban mencapai 124 orang: 104 selamat, 20 meninggal dunia, 15 di antaranya belum teridentifikasi, sementara 48 lainnya masih tertimbun. Ambulans hilir-mudik membawa korban ke rumah sakit di Sidoarjo, Surabaya, hingga Mojokerto.

Baca Juga:
Bupati Buton Tengah Respon Rencana Pembangunan Rusun Santri dan Beberapa Pembangunan Infrastruktur

Namun, di balik duka, ada solidaritas yang tumbuh terjaga. Relawan dari berbagai daerah berdatangan. Mahasiswa, organisasi masyarakat, hingga kelompok lintas iman ikut membantu. Dapur umum didirikan, bantuan logistik terus mengalir, dan doa untuk keselamatan tak henti dipanjatkan dari masjid-masjid di Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan duka mendalam sekaligus menyerukan agar tragedi ini menjadi momentum perbaikan. Ia memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung pemerintah, dan proses identifikasi korban meninggal dikawal tim forensik kepolisian.

Tragedi Buduran pada akhirnya bukan sekadar kisah tentang bangunan yang runtuh. Ia adalah tentang tanggung jawab karena ada nyawa muda yang mestinya terlindungi, serta tentang rapuhnya aturan-pengawasan pembangunan pesantren.

Agaknya tidak ada jawaban tunggal untuk siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Akan tetapi, hal terpenting adalah tragedi ini melahirkan harapan bahwa pemerintah akan lebih tegas mengawasi izin mendirikan bangunan. Setiap pesantren akan mendapat pendampingan teknis, sehingga santri dapat belajar dengan tenang tanpa rasa takut. (ANTARA)

...

Artikel Terkait

wave

KLH Gagalkan Masuknya 73 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal Asal AS, Seluruhnya Akan Dikembalikan ke Negara Asal

Kementerian Lingkungan Hidup menggagalkan impor ilegal 73 kontainer limbah elektronik asal Amerika Serikat.

Ekonom EVIDENT Bantah MBG Sebabkan Kenaikan Harga Ayam, Soroti Biaya Pakan dan Struktur Peternakan

Ekonom EVIDENT Institute menjelaskan kenaikan harga ayam lebih dipengaruhi biaya pakan dan faktor struktural, bukan program MBG.

BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berawan, Sejumlah Daerah Diperkirakan Diguyur Hujan Ringan hingga Sedang

BMKG memprediksi cuaca berawan dan hujan ringan melanda sebagian besar wilayah Indonesia, masyarakat diimbau waspada potensi petir.

DKPKP DKI Jakarta Tindaklanjuti Kasus Keracunan Program Makanan Bergizi Gratis di Pasar Rebo

DKPKP DKI Jakarta lakukan pemeriksaan dan pelatihan petugas SPPG usai 20 siswa SDN Pasar Rebo diduga keracunan MBG.

Keracunan MBG di Jakarta akibat SPPG tak jalankan SOP distribusi

DKPKP DKI Jakarta perketat pemantauan, koordinasi dengan Dinkes dan Disdik, memastikan distribusi MBG aman dan sesuai SOP.

Berita Terkini

wave

Duka Santri Buduran Sidoarjo, Pesantren Al-Khoziny Runtuh Telan Korban Jiwa

Runtuhnya bangunan pondok pesantren Al-Khoziny menyisakan trauma mendalam bagi santri yang sedang menimba ilmu disana.

Inilah Sinopsis Film Wind Breaker Versi Live Action, Diadaptasi dari Komik Jepang Populer

Setelah animenya, manga Wind Breaker akan mendapat adaptasi live action, menceritakan kehidupan Haruka Sakura

Pelindo Pastikan Pelabuhan Pulau Baai Aman Pasca Senggolan MT Kencana Express dan CSD Costa Fortuna 3

Insiden kapal di Pulau Baai ditangani cepat, aktivitas pelabuhan tetap lancar, normalisasi alur dan keselamatan dijaga ketat.

KLH Gagalkan Masuknya 73 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal Asal AS, Seluruhnya Akan Dikembalikan ke Negara Asal

Kementerian Lingkungan Hidup menggagalkan impor ilegal 73 kontainer limbah elektronik asal Amerika Serikat.

Ekonom EVIDENT Bantah MBG Sebabkan Kenaikan Harga Ayam, Soroti Biaya Pakan dan Struktur Peternakan

Ekonom EVIDENT Institute menjelaskan kenaikan harga ayam lebih dipengaruhi biaya pakan dan faktor struktural, bukan program MBG.


See All
; ;