Nasional, gemasulawesi – Dalam rapat kerja Direkrorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan jika KUA akan bertransformasi sebagai tempat pencatatan pernikahan untuk semua agama dan tidak hanya melayani umat Islam saja.
Diketahui jika rapat kerja yang dihadiri oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, bertajuk Transformasi Layanan dan Bimbingan Keagamaan Islam sebagai Fondasi Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan.
Dalam keterangannya, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan jika telah disepakati sejak awal jika KUA akan dijadikan sebagai sentral pelayanan keagamaan untuk semua agama yang ada di Indonesia.
Menag menyebutkan jika dengan mengembangkan fungsi KUA sebagai tempat pencatatan pernikahan agama selain Islam, data-data pernikahan dan perceraian dapat lebih terintegrasi satu sama lain dengan baik.
“Untuk sekarang ini, jika melihat yang merupakan non-muslim, mereka mencatatkan pernikahannya di pencatatan sipil, padahal itu seharusnya sama-sama bernaung di bawah Kementerian Agama,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan harapannya agar aula yang berada di KUA dapat menjadi tempat ibadah sementara untuk umat non-muslim yang masih kesulitan mendirikan rumah ibadah karena beberapa faktor, seperti ekonomi, sosial dan yang lainnya.
Baca Juga:
Ikuti Ketersediaan Hunian, Menpan RB Sebut ASN Akan Pindah ke IKN Secara Bertahap
Menag menuturkan jika tugas muslim sebagai mayoritas adalah memberikan perlindungan terhadap mereka yang menjadi minoritas dan bukan sebaliknya.
Kamaruddin Amin, yang adalah Dirjen Bimas Islam Kemenag, memaparkan bahwa pada tahun 2024, pihaknya akan meluncurkan KUA sebagai pusat layanan keagamaan untuk lintas fungsi dan lintas agama.
Sebelumnya, Menag juga meminta jajarannya untuk mengambil langkah jika terjadi kendala dalam proses pendirian tempat ibadah.
Baca Juga:
Ditutup Hari Jumat, Lebih dari 200 Ribu Jemaah Telah Melunasi Biaya Haji Tahun 2024 pada Tahap I
“Sejak awal saya menjabat, saya sering mendapatkan laporan tentang kesulitan beberapa pihak dalam mendirikan tempat ibadah,” ujarnya.
Mengingat saat ini menjelang akhir periode Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi, Yaqut menegaskan jika dia tidak menginginkan masalah ini tidak terulang kembali.
“Saya meminta staf saya untuk pro aktif membantu mereka yang kesulitan mendirikan tempat ibadah,” ucapnya. (*/Mey)