Nasional, gemasulawesi – Nama Gibran Rakabuming Raka mencuat akhir-akhir ini karena selain dipilih menjadi cawapres Prabowo Subianto, juga terkait statusnya dengan PDI-P.
Diketahui PDI-P di pemilu kali ini telah memutuskan untuk mengusung pasangan Ganjar-Mahfud MD dan bukan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menyandang status sebagai anak sulung dari Presiden Jokowi, banyak yang menyebutkan jika Gibran Rakabuming Raka saat ini sedang melanggengkan dinasti politik, termasuk PDI-P yang menyebut Gibran telah melakukan pembangkangan.
Baca: Berkilau di Garasi Prabowo Subianto: Inilah Deretan Koleksi Mobil Mewah Capres Terkaya Pilpres 2024
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari PDI-P terkait status Gibran meski partai berlambang banteng tersebut dikenal tegas untuk hal-hal seperti ini.
Sementara itu, Gibran sendiri menegaskan jika 2 minggu yang lalu sebelum pengumuman dirinya menjadi cawapres Prabowo, dirinya telah mengunjungi Puan Maharani dan memberitahunya tentang keputusannya untuk mungkin ikut pemilu.
Baru-baru ini, terdapat survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan jika sebanyak lebih dari 20% responden memilih PDI-P karena menyukai Jokowi.
Terkait hal ini, pakar sekaligus peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menyebutkan jika PDI-P terang-terangan melakukan konflik terbuka dengan Jokowi terkait Gibran Rakabuming Raka, mereka memiliki potensi kehilangan suara.
Hal ini dikarenakan sebagian pemilih PDI-P adalah pendukung yang loyal terhadap Jokowi.
“ Ibaratnya menjauhi Jokowi berarti menjauhi PDI-P,” ujarnya.
Baca: Ma’ruf Amin Akan Bertemu dengan 3 Cawapres Besok, Jubir Sebut Masih Cocokkan Jadwal
Menurut Bawono, PDI-P juga menyadari hal ini dan oleh sebab itu, PDI-P memilih sikap yang lebih menunjukkan keengganan berhadapan langsung dengan Jokowi meski merasa kecewa karenanya.
“ Jika misalnya PDI-P memilih melakukan manuver seperti menarik menteri dari kabinet, itu justru dapat menjadi bumerang untuk mereka,” katanya.
Bawono menyatakan jika PDI-P berhitung benar-benar mengenai hal ini.
Bawono melanjutkan saat ini, PDI-P lebih memilih melakukan strategi politik dengan menyatakan jika mereka merasa ditinggalkan oleh Jokowi.
“ Tujuan mereka adalah agar publik bersimpati dengan PDI-P karena sikap Jokowi dan keluarganya,” ucapnya.
Sebelumnya, Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, menyebutkan jika PDI-P merasa terluka dan sedang dalam suasana sedih.
Saat dimintai tanggapannya, Ganjar Pranowo menegaskan jika banteng tidak cengeng. (*/Mey)