Nasional, gemasulawesi – Hari ini, tanggal 3 Nov 2023, budayawan Goenawan Mohamad mengakui jika dia merasa kecewa terhadap Presiden Jokowi terkait sikapnya yang dinilainya ingin memperpanjang kekuasaan.
Menurut Goenawan Mohamad, cara Presiden Jokowi memperpanjang masa kekuasaannya adalah dengan mendorong Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulungnya maju di pilpres mendatang.
Goenawan Mohamad mengakui jika awalnya telah merasa senang ketika Presiden Jokowi tidak memperpanjang masa jabatan menjadi 3 periode, namun, kini dia menyesalkan langkah Jokowi yang berhubungan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Seperti yang masyarakat ketahui, langkah Gibran Rakabuming Raka menjadi mulus saat Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan terkait usia capres dan cawapres di tanggal 16 Oktober 2023 lalu.
“Menurut saya, nantinya Gibran hanya akan menjadi kepanjangan tangan dari Jokowi jika menang di pemilu ini,” ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya ada dugaan jika terdapat intervensi Presiden Jokowi dalam pencalonan Gibran sebagai cawapres.
Namun, Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menepis dugaan tersebut.
Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Joanes Joko, sepengetahuannya Presiden Jokowi tidak pernah memberikan arahan khusus untuk mengawal kandidat tertentu.
“Arahan Pak Presiden adalah jelas dan clear sehingga pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.
Keikutsertaan Gibran Rakabuming Raka di pemilu kali ini diketahui membuat kontroversi di masyarakat.
Berawal dari putusan MK yang diketuai Anwar Usman yang merupakan paman dari Gibran Rakabuming Raka, meme Mahkamah Keluarga banyak bertebaran di media sosial yang digunakan untuk menyindir keluarga Presiden Jokowi.
Hakim-Hakim Konstitusi juga dilaporkan karena dianggap melanggar kode etik sehingga dibentuk Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi dengan Anwar Usman menjadi nama yang paling banyak dilaporkan.
Gibran Rakabuming Raka juga memiliki konflik dengan PDI-P dimana berita terbarunya DPC PDI-P Solo telah mengirimkan surat yang meminta Gibran untuk mengembalikan KTA serta mengajukan surat pengunduran diri dengan baik-baik.
Sebelumnya, sikap kalem dan tenang yang ditunjukkan PDI-P juga menjadi sorotan publik karena partai berlambang banteng yang satu ini dikenal tegas untuk urusan seperti sekarang yang sedang dilakukan Gibran.
Pakar menyebutkan jika apa yang dilakukan PDI-P karena mereka takut terjadi kerugian politik jika melakukan konfrontasi terang-terangan dengan Presiden Jokowi. (*/Mey)