Atlet Usia 65 Tahun Kagumi Spot Paralayang di Parigi Moutong

<p>Ket Foto: Spot Paralayang di Lolaro, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. (Foto/dok Pribadi FB Muhammad Sofyan Sofyan)</p>
Ket Foto: Spot Paralayang di Lolaro, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. (Foto/dok Pribadi FB Muhammad Sofyan Sofyan)

Parigi Moutong – Atlet Paralayang berusia 65 tahun asal Provinsi Jawa timur Dwi Ali Sukoco, tidak bisa menutupi kekagumannya pada spot paralayang di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi moutong.

Ali sapaan akrab Dwi Ali Sukoco adalah seorang yang telah memiliki pengalaman 12.000 kali terbang di udara, diakuinya terbang adalah hobi yang digelutinya sejak masih usia muda. Tidak sedikit spot terjun payung hingga paralayang yang telah dikunjunginya.

Kali ini kehadirannya di Parigi Moutong,untuk mengikuti lomba kejuaraan Paradigling TROI Indonesia Air Force Cup 1 2022 yang akan diselenggarakan di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi tengah.

“Kebiasaan kami itu kalau terbang pasti dicatat, jadi jumlahnya ketahuan,” tuturnya di Spot paralayang Lolaro Kecamatan Tinombo, Parigi Moutong Sabtu, 19 Maret 2022.

Baca: Liburan Akhir Pekan, Ini 11 Spot Wisata Parimo Terbaik

Ali sudah mengikuti kegiatan penerbangan sejak tahun 1973, kala itu masih menggunakan istilah terjun payung statik. Kemudian, di tahun 1076 – 1995 Ali, mengikuti terjun payung Tripol, karena kegiatan itu menggunakan sistem urutan akhirnya ia tidak lagi mampu mengikuti hingga di tahap berikutnya.

“Saya coba pindah hobi ke diving, disitu saya sampai pada level master dive. Keterlibatan saya di Paralayang itu dimulai tahun 2003 tepat usia 45 tahun, di Manado pernah tandem turis. Karena masih aktif dalam kedinasan, tandem tamu saya luangkan di hari Jum’at, Sabtu dan Minggu,” tuturnya.

Ali mengaku sebagai pensiunan guru di SMKN Singosari, Malang, Provinsi Jawa Timur. Menurutnya spot paralayang di Lolaro Kecamatan Tinombo sangat bagus.

Walaupun ada sedikit kekurangannya karena keberadaan pohon mangrove yang bisa mengakibatkan kesulitan bagi atlet untuk turun karena menahan hembusan angin laut tidak menutupi kelebihan dari spot paralayang di Lolaro Tinombo.

Baca: Kecelakaan Parah, Marc Marquez Dilarikan Ke Rumah Sakit Mataram

“Spot paralayang disini dimulai dari lokasi take off hingga mendaratnya sangat bagus, kekurangan yang diakibatkan oleh keberadaan pohon mangrove tadi masih bisa ditutupi dengan cara lain. Tidak boleh ditebang pohon itu, karena masuk dalam program nasional pemberdayaannya,” terangnya.

Ia menyarankan, lokasi bagian pendaratan yang masih memiliki lumpur rawa sebaiknya ditimbun dan diratakan seluruhnya.

Mengingat kata dia, spot di Parigi moutong itu akan dilaksanakan kegiatan paralayang internasional, setelah ditimbun rawa tersebut, akan lebih baik lagi jika ditanami rumput seperti lapangan sepak bola.

“Kalau dilakukan itu akan bisa menyerap panas dengan baik, sehingga tidak memantul saat menguap. Panas yang menguap itu memiliki pengaruh terhadap aktifitas paralayang utamanya saat akan mendarat,” jelasnya.

Sementara posisi take off kata dia, sudah sangat bagus dengan kondisi yang telah diratakan menggunakan paving blok yang telah dilapisi karpet, sehingga meminimalisir kegagalan peserta saat take off. (fan)

Baca: Bupati Promosi Wisata Diving-Paralayang Parigi Moutong

...

Artikel Terkait

wave

Wartawan Parigi Moutong Yang Murah Senyum Itu Tutup Usia

Tidak banyak yang tahu beban penyakit yang diderita rekan seprofesi kami sebagai wartawan di parigi moutong itu, mengidap kanker stadium 4.

Pemuda Indonesia dan Masa Depan

Sejak perjuangan kebangsaan, Pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam menghantarkan bangsa dan negara Indonesia

Sengsara Pedagang Pasar Sentral Parigi Mencari Nafkah

Kondisi Pasar Sentral Parigi (PSP) tampak sepi pembeli dan semakin memprihatinkan. beberapa penjual tampak lesu menunggu pembeli berbelanja.

Jangan Mudah Marah

Jangan mudah marah orang akibatnya perasaan tersebut menjadi tidak tenang, dan bisa merugikan pihak-pihak tertentu.

Empat Tahun Berturut-turut DKI Jakarta jadi Provinsi Paling Demokratis di Indonesia, Apa Rahasianya?

DKI Jakarta tercatat sebagai Provinsi paling demokratis di Indonesia. Sebagai ibukota negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi.

Berita Terkini

wave

Misteri "Orang Besar" di Balik Gusti dan Ripay: Pungli PETI Karya Mandiri Berjalan Mulus?

Dua nama pengumpul fee 12 persen terhadap pelaku PETI di Desa Karya Mandiri hingga saat ini belum tersentuh hukum.

Skandal Nepotisme di Kantor Wakil Bupati Parimo: Proyek Rehab Diduga "Diatur" untuk Keponakan Sendiri

Aroma Nepotisme menguat paska teridentifikasi ponakan Wabup mengerjakan Rehab ruangan wakil bupati Parigi moutong.

Nama Wakapolda Terseret Isu Bekingi PETI di Parigi Moutong, Helmi: Kita So Suruh Tangkap

Nama Wakapolda Sulteng, Brigjen Pol Dr. Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf, S.I.K., M.H., dicatut dalam pusaran PETI di Parigi Moutong.

Kapolres Parigi Moutong AKBP Hendrawan Agustian: Kami Akan Turunkan Tim Menyisir PETI Desa Tombi

Kapolres Parigi Moutong, AKBP Hendrawan Agustian, sebut akan turunkan tim untuk menyisir PETI di Desa Tombi.

Buntut Dugaan Pungli di PETI Desa Tombi, Polres Parigi Moutong Akan Panggil BPD dan Pemerintah Desa Setempat

Dugaan Pungli pemerintah desa Tombi terhadap pelaku tambang ilegal mendapat respon Polres Parigi moutong.


See All
; ;