Kupas Tuntas, gemasulawesi - Makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, merupakan destinasi yang menggabungkan nilai sejarah, keagamaan, dan sosial menjadi satu.
Setiap harinya, ribuan peziarah dari berbagai penjuru Indonesia datang untuk menghormati dan mencari inspirasi dari sosok KH Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, Presiden ke-4 Indonesia yang juga merupakan ulama besar dan tokoh pluralisme.
Kompleks makam ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan Gus Dur, tetapi juga tempat bersemayamnya tokoh-tokoh penting seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahid Hasyim.
Sejak Gus Dur dimakamkan di sana pada tahun 2009, kunjungan ke makam ini meningkat secara signifikan, mencerminkan penghormatan terhadap warisan spiritual dan pemikiran Gus Dur yang inklusif.
Lorong-lorong yang sebelumnya dihuni oleh santri kini berubah menjadi jalan menuju makam, diapit oleh pedagang oleh-oleh yang menjual berbagai macam barang, dari makanan khas hingga suvenir.
Atmosfer kompleks makam ini begitu kental dengan nuansa keagamaan dan sejarah pesantren, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi setiap pengunjung yang datang.
Terdapat sekitar 45 makam yang tersebar di kompleks ini, masing-masing memiliki cerita dan kontribusi penting dalam perkembangan Pesantren Tebuireng.
Pengunjung dapat merasakan kedamaian dan kekhidmatan di sepanjang kunjungannya, sambil mengagumi arsitektur dan pengaturan taman yang menyejukkan.
Kunjungan ke makam Gus Dur biasanya terbagi dalam dua sesi setiap harinya, dimulai dari pagi hingga sore hari, dan malam hingga dini hari.
Hal ini mengakomodasi jumlah pengunjung yang sangat besar, dengan peziarah yang datang dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, ulama, dan para pembesar negara.
Renovasi yang dilakukan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir telah mempertahankan nilai-nilai sejarah dan spiritualitas makam Gus Dur, menjadikannya bukan hanya tempat ziarah, tetapi juga pusat pembelajaran dan refleksi bagi kehidupan keagamaan dan pluralisme di Indonesia.
Makam Gus Dur tidak hanya menjadi simbol penting dalam sejarah Indonesia modern, tetapi juga merupakan titik penting bagi mereka yang mencari kedamaian, inspirasi spiritual, dan penghormatan terhadap salah satu tokoh paling dihormati dalam sejarah bangsa. (*/CAM)