Kupas Tuntas, gemasulawesi - Bunker Kaliadem adalah sebuah struktur yang awalnya dirancang sebagai tempat perlindungan saat erupsi Gunung Merapi, kini menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang mengubah peran dan persepsi terhadapnya.
Dibangun pada tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Sleman, Bunker Kaliadem adalah salah satu langkah mitigasi bencana yang diharapkan dapat menyelamatkan nyawa warga saat terjadi erupsi.
Konsepnya didesain dengan cermat, sebagai tempat persembunyian strategis untuk melindungi dari bahaya aliran piroklastik dan material vulkanik yang mematikan.
Namun, pada tahun 2006, tragedi menghantam Bunker Kaliadem.
Saat letusan Gunung Merapi terjadi, dua warga yang mencari perlindungan di dalam bunker tersebut ditemukan tewas, terjebak dalam bencana alam yang tak terhindarkan.
Insiden ini memunculkan pertanyaan serius tentang efektivitas bunker sebagai tempat perlindungan dalam situasi erupsi, dan pemerintah pun memutuskan untuk meninjau kembali perannya.
Peristiwa tersebut memicu perubahan signifikan dalam strategi mitigasi bencana di wilayah tersebut.
Pemerintah mulai menekankan pentingnya evakuasi dini dan sistem peringatan yang lebih efektif sebagai langkah untuk melindungi warga dari bahaya erupsi Gunung Merapi.
Kemudian, pada tahun 2010, Merapi kembali meletus dengan kekuatan yang menghancurkan.
Bunker Kaliadem tertutup oleh material vulkanik setebal empat meter, menyimpan dalam pelukan gelapnya kesedihan dan tragedi yang tak terlupakan.
Namun, meskipun terkubur oleh bencana alam, semangat untuk bangkit dari reruntuhan tidak padam.
Tiga tahun setelah tragedi itu, pemerintah memutuskan untuk menggali kembali Bunker Kaliadem.
Ini bukan hanya tindakan fisik untuk memulihkan struktur tersebut, tetapi juga simbol dari ketekunan dan semangat ketangguhan manusia dalam menghadapi bencana.
Meskipun peran dan nasib Bunker Kaliadem telah berubah secara drastis, jejak sejarahnya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari narasi erupsi Gunung Merapi dan upaya mitigasi bencana di wilayah tersebut.
Dalam setiap lapisan tanah yang digali, terdapat cerita tentang keberanian dan ketahanan manusia di tengah bencana alam yang mematikan. (*/CAM)