Internasional, gemasulawesi – Presiden Majelis Umum PBB (UNGA), Philemon Yang, menyatakan kecaman keras atas serangan Israel terbaru terhadap Rumah Sakit Nasser.
Insiden ini terjadi di Jalur Gaza bagian selatan pada Selasa (26/8), dan mendapatkan kecaman keras dari Yang.
“Presiden Majelis Umum PBB, Philemon Yang, secara tegas menolak dan mengecam serangan yang dilakukan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser,” kata juru bicara Majelis Umum, Sharon Birch, dalam konferensi pers.
Ia menegaskan perlunya penghentian serangan semacam itu, sambil menekankan bahwa “pembunuhan warga sipil Palestina yang tidak bersalah, jurnalis, dan tenaga medis sama sekali tidak bisa dibenarkan.”
Baca Juga:
NTT Intensifkan Pencegahan Rabies melalui Lockdown Hewan dan Kolaborasi Lintas Sektor
Ia kembali menekankan pentingnya “tuntutan mendesak untuk segera gencatan senjata di Gaza.”
Tidak hanya itu, ia menyerukan agar konflik segera dihentikan untuk mengurangi dampak terhadap warga sipil.
Ia juga mendesak Israel memberikan “akses penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan” bagi organisasi kemanusiaan.
Tujuannya agar bantuan dapat disalurkan secara efektif kepada mereka yang membutuhkan di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Semeru: Letusan 700 Meter dan Peringatan Waspada untuk Masyarakat Sekitar
Selain itu, Yang juga menekankan perlunya pembebasan para sandera yang ditahan di Gaza.
Dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza pada Senin (25/8), sedikitnya 47 warga Palestina tewas, termasuk enam jurnalis, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan petugas medis.
Kementerian Kesehatan sebelumnya melaporkan 20 orang meninggal, termasuk lima jurnalis dan satu petugas pemadam kebakaran, akibat serangan udara Israel di Kompleks Medis Nasser, Khan Younis, Gaza selatan.
Diberitakan bahwa tentara Israel menargetkan lantai empat gedung dalam kompleks tersebut dengan dua serangan udara.
Baca Juga:
Krisis Kelaparan di Gaza: PBB Sebut Bencana yang Bisa Dihindari
Di antara korban meninggal terdapat Hussam al-Masri, jurnalis foto yang bekerja untuk kantor berita Reuters.
Sementara itu, saluran televisi Al Jazeera dari Qatar memastikan bahwa fotografer mereka, Mohammad Salama, turut menjadi korban tewas.
Kedua peristiwa ini menyoroti risiko besar yang dihadapi jurnalis saat meliput konflik di Jalur Gaza.
Menurut sumber medis yang dikutip oleh Anadolu, jurnalis foto Mariam Abu Dagga dilaporkan meninggal dunia.
Baca Juga:
Pengurangan TKD Dinilai Jadi Momentum Pemda Perkuat Kemandirian Fiskal
Jurnalis foto Moaz Abu Taha juga tewas dalam serangan Israel yang menimpa rumah sakit tersebut.
Sumber medis menambahkan, Ahmed Abu Aziz, reporter lepas dari situs berita Tunisia dan Maroko, meninggal akibat luka yang dialaminya selama serangan.
Sejak Oktober 2023, hampir 63.000 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan militer Israel, yang telah menghancurkan wilayah kantong itu dan memicu krisis kelaparan. (*/Zahra)