Lakukan Pertemuan Virtual, Gedung Putih Sebut Pejabat Penjajah Israel Sepakat untuk Mempertimbangkan Kekhawatiran AS tentang Invasi Rafah

Ket. Foto: Gedung Putih Menyatakan Pejabat Penjajah Israel Setuju untuk Mempertimbangkan Kekhawatiran AS tentang Rencana Invasi Rafah Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Dalam pernyataannya pada hari Senin, tanggal 1 April 2024 waktu Amerika Serikat, Gedung Putih menyatakan jika para pejabat penjajah Israel telah sepakat untuk mempertimbangkan kekhawatiran Amerika Serikat tentang invasi Rafah di Jalur Gaza.

Diketahui jika sebelumnya pejabat Amerika Serikat dan pejabat penjajah Israel melakukan pertemuan virtual.

Gedung Putih juga menyebutkan jika pejabat dari Amerika Serikat dan penjajah Israel mempunyai keterlibatan konstruktif terhadap Rafah.

Baca Juga:
Jadi Kamp Pengungsian Terbesar, Pejabat AS dan Penjajah Israel Akan Mengadakan Pertemuan Virtual di Rafah pada Hari Senin Malam Ini

Dikabarkan jika pertemuan tersebut dihadiri oleh para ahli pemerintah dan juga perwakilan senior, termasuk dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan dan juga rekannya dari penjajah Israel, Tzachi Hanegbi.

“Pihak Amerika Serikat menyatakan keprihatiannya terhadap berbagai tindakan yang dilakukan di Rafah,” bunyi pernyataan tersebut.

Menurut Gedung Putih, pihak penjajah Israel setuju untuk mempertimbangkan kekhawatiran ini dan juga melakukan diskusi lanjutan yang dilakukan antara para ahli.

Baca Juga:
Sudah Beroperasi Sejak Tahun 1950, Penjajah Israel Dikabarkan Telah Memberikan Proposal kepada PBB untuk Membubarkan UNRWA

Dalam pernyataan tersebut, disebutkan jika diskusi lebih lanjut akan diadakan, yang termasuk juga dengan pertemuan lainnya di awal minggu depan.

Namun, disebutkan jika pertemuan virtual tersebut akan mendorong penjajah Israel untuk menunda atau membatalkan rencana serangan mereka terhadap Rafah yang diketahui menjadi tempat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung.

Rafah yang terletak di Jalur Gaza sebelah selatan dan juga berbatasan langsung dengan Mesir juga adalah pintu gerbang utama bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang menderita karena perang.

Baca Juga:
17 Orang Terluka, 4 Warga Palestina Dilaporkan Tewas di Halaman RS Al Aqsa Akibat Serangan Udara Penjajah Israel

Sebelumnya, para pejabat AS juga telah memperingatkan jika operasi darat penjajah Israel di Jalur Gaza akan menjadi sebuah kesalahan.

Mereka menekankan jika warga sipil yang terjebak di Rafah tidak memiliki tempat lain untuk mereka pergi.

Namun, penjajah Israel menegaskan jika serangan besar-besaran diperlukan di Rafah untuk mengalahkan Hamas.

Baca Juga:
Didukung Iran, Kelompok Jihad Islam Palestina Bersumpah Akan Menang Melawan Penjajah Israel di Jalur Gaza

AS menyatakan jika pihaknya mempunyai tujuan yang sama untuk melenyapkan Hamas, namun, ada metode alternatif lain untuk dapat melakukannya tanpa menginvasi Rafah secara besar-besaran.

Sekutu penjajah Israel di Eropa juga menyuarakan penolakan mereka terhadap rencana invasi darat Rafah. (*/Mey)

Bagikan: