Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, di hari Rabu waktu setempat, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, menyerukan untuk penutupan UNRWA.
Hal tersebut dikatakan Benjamin Netanyahu di tengah serangan udara yang semakin banyak dilakukan pasukan penjajah Israel di Jalur Gaza.
Sebelumnya, penjajah Israel diketahui melontarkan tuduhan jika beberapa orang staf UNRWA terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hal ini menyebabkan sejumlah negara pendonor UNRWA memilih untuk menghentikan pendanaan mereka untuk sementara sambil menunggu penyelidikan.
Namun, beberapa lembaga bantuan internasional mengatakan jika mengakhiri operasi dari UNRWA akan membuat upaya kemanusiaan di Jalur Gaza hancur.
Di sisi lain, Palestina juga melontarkan tuduhan bahwa penjajah Israel telah membuat informasi palsu yang ditujukan untuk menodai UNRWA.
Baca Juga:
Sebut Keadaan di Jalur Gaza Menyedihkan, UNRWA Ungkap Fasilitas Mereka Telah Diserang 270 Kali
UNRA diketahui dibentuk untuk membantu pengungsi Palestina dan selama ini telah membantu penduduk Jalur Gaza yang selama ini kesulitan karena perang.
Netanyahu menegaskan jika sudah saatnya untuk masyarakat internasional untuk paham jika misi UNRWA harus diakhiri.
“Dan itu juga berlaku untuk PBB,” katanya.
Baca Juga:
Dalam Keadaan Terborgol dan Mata Ditutup, 30 Jenazah Ditemukan di Sebuah Sekolah Gaza
Lebih lanjut, PM penjajah Israel menambahkan jika UNRWA untuk selanjutnya harus digantikan dengan lembaga bantuan yang lainnya.
“Itu seharusnya dilakukan jika masalah Gaza ingin diselesaikan seperti yang kita inginkan,” tegasnya.
Mengenai penghentian pendanaan untuk UNRWA yang dilakukan beberapa negara di dunia, Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengeluarkan himbauannya untuk semua negara di seluruh dunia menjamin kelangsungan dari upaya penyelamatan nyawa UNRWA itu sendiri.
Baca Juga:
Hancurkan Mata Pencaharian, UNCTAD Sebut Butuh Waktu Puluhan Tahun untuk Palestina Kembali Pulih
Sementara itu, beberapa saksi mata menyampaikan jika penjajah Israel telah membombardir wilayah Khan Younis di Gaza selatan.
Sedangkan terkait gencatan senjata, dikabarkan jika Hamas saat ini sedang mempelajari proposal tersebut yang juga mencakup dengan pembebasan sandera yang masih tersisa.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah Houthi di Yaman menekankan mereka akan terus melakukan penyerangan kepada kapal-kapal yang berhubungan dengan penjajah Israel.
Baca Juga:
Ikut Serta dalam Pertemuan Kabinet Perang, Kepala Mossad Beri Pengarahan Terkait Negosiasi Terbaru
Menurut Houthi, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka untuk Palestina yang menderita karena perang yang masih juga belum berhenti. (*/Mey)