Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, di awal pekan, penjajah Israel dikabarkan menarik 1 divisi tentara yang sebelumnya mereka tugaskan di Jalur Gaza.
Divisi yang ditarik tersebut merupakan Divisi ke-36 dan penjajah Israel menyatakan penarikannya adalah untuk para tentara tersebut berlatih dan juga beristirahat di tengah pertempuran yang mematikan yang masih berlangsung terus-menerus.
Laporan yang sama menyebutkan 3 divisi tentara penjajah Israel lainnya akan tetap berada di Jalur Gaza sebagai bagian dari pertempuran saat ini.
Baca Juga:
Peringati 100 Hari Perang Gaza, Turkiye Deportasi Pemain Sepak Bola Asal Penjajah Israel
Langkah tersebut dikatakan dipandang sebagai bagian dari rencana tentara penjajah Israel untuk melancarkan perang yang panjang di Jalur Gaza.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyampaikan baru-baru ini bahwa operasi darat yang berintensitas tinggi di Jalur Gaza sebelah utara telah berakhir.
“Untuk Jalur Gaza selatan, fase intensif perang ini akan segera berakhir,” katanya.
Namun, Yoav Gallant tidak memberikan batas waktu pastinya.
Lebih lanjut, Yoav Gallant menuturkan tentara dari pihak penjajah Israel akan melakukan operasi dengan intensitas yang rendah di Jalur Gaza utara.
“Hingga kini, pasukan penjajah Israel sedang berusaha untuk menemukan lokasi sisa Hamas di wilayah yang dimaksud,” tegasnya.
Sementara itu, terdapat laporan yang menyatakan terjadi kekacauan pengiriman di pantai Gaza.
Dikabarkan sekelompok besar orang berlarian dan berdesak-desakan di pantai kota Gaza ketika tersiar kabar jika pengiriman tepung akan dilakukan hari itu.
Beberapa orang membawa tas yang berisi tepung, sedangkan yang lainnya naik dengan sengaja ke truk bantuan milik PBB dan melemparkan semacam karung tepung ke kerumunan orang di bawah.
Kota Gaza diketahui merupakan fokus utama dari agresi Israel yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023.
Penjajah Israel memerintahkan semua penduduk Kota Gaza untuk meninggalkan kota mereka di bulan Oktober 2023 lalu dengan alasan warga Palestina berpindah ke tempat yang lebih aman.
Namun, banyak yang memilih untuk tetap tinggal meskipun terjadi perang di sekeliling mereka dan yang lainnya juga ada yang kembali sejak militer penjajah Israel menarik sejumlah pasukan di bulan Desember 2023. (*/Mey)