Internasional, gemasulawesi – Pihak berwenang Turkiye diketahui melakukan deportasi pemain sepak bola atau pesepakbola asal Israel, Sagiv Jehezkel, setelah sebelumnya menangkapnya karena memperingati 100 hari perang di Jalur Gaza selama pertandingan sepak bola.
Setelah mencetak gol untuk tim yang dibelanya, Antalyaspor, pada laga melawan tim Trabzonspor pekan lalu, Sagiv Jehezkel terlihat dalam foto yang memperlihatkan perban di tangan kirinya dengan Bintang Daud dan juga kata-kata ‘100 hari’.
Karena hal tersebut, pihak kepolisian Turkiye kemudian menahan sagiv Jehezkel di kota pesisir Antalya.
Antalyaspor juga mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan keputusan dari Dewan untuk mengeluarkan Jehezkel dari skuadnya.
Alasan yang diungkapkan oleh Antalyaspor adalah Sagiv Jehezkel bertindak bertentangan dengan nilai-nilai nasional Turkiye.
“Pihak kami menunggu proses pengadilan sebelum memutus kontrak Jehezkel,” kata juru bicara Antalyaspor, Murat Ozgen.
Di kesempatan terpisah, Menteri Kehakiman Turkiye juga dilaporkan mengumumkan penyelidikan terhadap Jehezkel.
Dugaan yang dilontarkannya adalah hasutan untuk membenci.
Namun, di sisi lain, pihak berwenang Turkiye juga telah membebaskan pesepakbola SagivJehezkel.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri Turkiye kemarin mengumumkan bahwa dia akan kembali ke Israel di hari yang sama.
Kejadian penangkapan dan penahanan pesepakbola asal penjajah Israel tersebut menuai kecaman dari penjajah Israel.
Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, melontarkan tuduhan yang mengatakan Turkiye berperan sebagai tangan eksekutif de facto Hamas.
“Saya tidak melakukan itu untuk menghasut atau memprovokasi siapapun dan saya juga bukan orang yang pro perang,” ujar Jehezkel sebelumnya.
Sagiv Jehezkel juga mengklarifikasi jika ada tentara penjajah Israel yang disandera di Jalur Gaza.
“Saya merupakan seseorang yang percaya bahwa periode 100 hari ini harus diakhiri sekarang dan saya ingin perang berakhir,” ucapnya.
Dia menambahkan jika itu adalah sebabnya dia menunjukkan pesannya kemarin lalu.
Jehezkel juga menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh masyarakat Turki karena insiden tersebut.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengungkapkan sebelumnya jika lebih dari 10 ribu anak telah terbunuh akibat agresi yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. (*/Mey)