Sebabkan Banyak Penderitaan, Pakar Sebut Pasca Perang Tidak Akan Menjadi Akhir dari Perjuangan Anti Kolonial Palestina

Ket. Foto : Pakar Menyatakan Pasca Perang Israel-Palestina, Ini Tidak Akan Menjadi Akhir dari Perjuangan Anti Kolonial Palestina (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Salah seorang pakar, Ramona Wadi, mengungkapkan jika sebuah laporan baru-baru ini menyebutkan bahwa Israel terbuka untuk membahas Palestina pasca perang dengan para pejabat Amerika Serikat.

Ramona Wadi menambahkan jika laporan itu juga mencatat bahwa penasihat keamanan nasional Wakil Presiden AS, Kamala Harris, Phil Gordon dan juga Penasihat Timur Tengah, IIan Goldenberg, bertemu dengan pejabat Israel dan Otoritas Palestina pekan kemarin.

Menurut Ramona Wadi, pertanyaan apakah Otoritas Palestina harus diizinkan untuk kembali berperan dalam pemerintahan di Gaza merupakan isu sentral.

Baca Juga: Perang Penjajah Israel dan Palestina Masih Berlangsung, Seberapa Terpecah Belahnya Dunia?

Namun, Ramona Wadi menuturkan jika laporan tersebut juga menonjol dalam niatnya untuk melestarikan kolonialisme pemukim Israel.

“Warga Palestina hanya disebutkan sebagai kelompok yang memerlukan bantuan kemanusiaan, namun, tidak dilibatkan dalam diskusi politik,” katanya.

Wadi memaparkan apakah Israel menjajah Gaza secara langsung seperti yang diisyaratkan oleh IDF dalam video atau Otoritas Palestina yang ikut campur, faktanya tetap bahwa warga Palestina di Gaza sama sekali tidak memiliki pilihan politik.

Baca Juga: Korban Jiwa Telah Tembus Hingga Lebih dari 18 Ribu Jiwa, Ini Faktor Asing dalam Perang di Palestina

“Pernyataan Sekjen PBB bahwa tidak ada rencana B telah menimbulkan tingkat kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memungkinkan untuk Israel untuk menerapkan rencana kolonisai tahap berikutnya melalui kehadiran IDF,” imbuhnya.

Menurut laporan, pejabat AS telah mengunjungi Israel setiap minggu sejak pemboman di Jalur Gaza dimulai, memberikan bantuan militer kepada Israel dimana yang terbaru adalah 100 bom penghancur bunker.

Namun, Amerika Serikat menjelaskan kehadiran rutinnya di Israel dengan alasan bahwa mereka mampu melibatkan Israel dan Palestina secara langsung dalam masalah hari setelahnya.

Baca Juga: Rencana Mengaliri dengan Air Laut, Bagaimana Penjajah Israel Menemukan, Memetakan dan Mengambil Terowongan Hamas?

“Sebuah rencana diperlukan untuk mencegah kembalinya Hamas ke Gaza,” ucap Gordon.

Di Tepi Barat yang diduduki, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dikatakan Wadi menunjukkan kelemahan lebih lanjut dengan mengembik kepada Gordon tentang bagaimana pemindahan paksa tidak akan diizinkan.

“Abbas yang tidak memiliki legitimasi, tidak memiliki militer dan sepenuhnya terikat pada donor asing, hanya menunjukkan betapa lemahnya politik Palestina,” tegasnya.

Baca Juga: Korban Tewas Terus Berjatuhan, Apakah Netanyahu Akan Mengirim Pasukan Penjajah Israel ke Terowongan Hamas?

Wadi memaparkan jika tidak heran jika Amerika Serikat menginginkan Otoritas Palestina untuk memerintah Gaza dalam konsep skenario pasca-Hamas.

“Namun, baik AS maupun Israel harus mengetahui bahwa melenyapkan Hamas tidak berarti akhir dari perjuangan anti-kolonial Palestina karena selama pendudukan kolonial masih ada, perlawanan yang sah juga akan terus terjadi,” pungkasnya. (*/Mey)

Bagikan: