Internasional, gemasulawesi – Menyusul serangan terbaru mereka di tanggal 7 Oktober 2023 lalu, militer Israel membantah jika mereka dengan sengaja melukai dan membunuh warga sipil dengan dalih mencari dan menumpas Hamas.
Hal ini juga terjadi di tahun 2022 lalu saat militer Israel di bulan Agustus menyerang Jalur Gaza yang menewaskan 48 warga sipil termasuk dengan 16 anak-anak yang juga meninggal.
Saat itu, militer Israel juga secara aktif berusaha menunjukkan jika mereka tidak melukai warga sipil.
Namun, kesaksian tentara dan pengetahuan para ahli Israel mengungkapkan bahwa serangan militer di Gaza dilakukan dengan mengetahui bahwa warga sipil Palestina akan dibunuh dan merupakan bagian rutin dari operasi militer, serta sering kali diperhitungkan.
Menurut seorang mantan tentara yang bertugas di unit intelijen udara angkatan udara, militer Israel memiliki database target potensial yang seharusnya diperbarui secara berkala untuk memastikan apakah target tersebut masih relevan dengan situs militer.
Mantan tentara yang ingin tetap anonim tersebut menambahkan jika apa yang terjadi adalah bahwa ada begitu banyak target seperti ini dan para tentara tersebut sejujurnya adalah anak-anak malas berusia 18 tahun yang merasa bosan dan tidak tahu apa yang mereka lakukan.
Baca Juga: Tewaskan Banyak Jiwa Tak Bersalah, Ini Bagaimana Blokade Israel Menghambat Rekonstruksi Gaza
Di tahun 2019, militer Israel mengakui bahwa serangan udara terhadap sebuah rumah di Jalur Gaza yang menewaskan 9 orang disalahartikan sebagai kompleks Jihad Islam.
Namun, militer tidak hanya secara tidak sengaja menyerang warga sipil, mereka sangat sadar bahwa ada warga sipil di lokasi sasarannya.
“Militer Israel dengan sengaja menyerang lokasi dimana terdapat warga sipil,” ujar Shir Hever yang merupakan koordinator embargo militer untuk Komite Nasional Boikot Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS).
Dia melanjutkan jika sebagian dari wilayah tersebut adalah Jalur Gaza yang berpenduduk padat, penjara terbesar di dunia dimana warga sipil tidak memiliki tempat untuk bersembunyi.
“Tidak ada tentara yang didakwa atau dihukum atas pembunuhan warga sipil di Gaza sejak Intifada pertama,” jelasnya. (*/Mey)