Internasional, gemasulawesi – Hingga kini, Israel masih melancarkan agresinya di Gaza dengan dalih ingin menumpas Hamas.
Namun, dikatakan jika serangan Israel terhadap Hamas yang telah berlangsung dari tanggal 7 Oktober 2023 ini tidak membuat Hamas gentar.
Beberapa pengamat menilai jika kekuatan sayap bersenjata Hamas tidak dapat diremehkan oleh Israel sekalipun.
Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia, Yon Machmudi, menilai jika Hamas masih memiliki kekuatan untuk melawan Israel meskipun telah diserang selama hampir 2 bulan lamanya.
Yon Machmudi menyebutkan jika tujuan Israel melakukan perang ini adalah untuk memusnahkan Hamas, namun, yang terjadi adalah Hamas masih memiliki posisi yang kuat.
Dia menambahkan bahkan kemarin, Hamas dapat melakukan negosiasi untuk pembebasan tahanan perang dan pertukaran sandera.
Baca Juga: Bertambah Parah Akibat Perang, Ini Dampak Sampah terhadap Kesehatan dan Lingkungan Warga Palestina
“Keputusan-keputusan yang diambil oleh Hamas menunjukkan jika mereka masih berani dalam menentang Israel,” katanya.
Menurut laporan, Hamas sebelumnya menekankan jika tidak akan ada lagi sandera yang dibebaskan hingga perang di Jalur Gaza benar-benar berhenti.
Salah satu pejabat senior Hamas menyebutkan jika sandera yang saat ini masih ditawan oleh mereka adalah tentara Israel dan mantan tentara Israel.
Osama Hamdan yang merupakan pejabat Hamas menyampaikan Hamas menganggap PM Benjamin Netanyahu memiliki tanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel.
“Dia juga menghalangi penyelesaian pertukaran sandera,” tandasnya.
Tanda yang lainnya yang menunjukkan jika Hamas masih memiliki kekuatan melawan Israel adalah mereka menggunakan strategi pembersih.
Dikatakan jika taktik atau strategi yang digunakan oleh Hamas dalam melawan Israel serupa dengan clearing operations atau strategi pembersih.
Hamas semakin sering memakai peledak rakitan atau ranjau untuk menyerang pasukan dan tank Israel.
Brigade Al Qassam juga menyampaikan jika mereka telah menargetkan Tel Aviv sebagai balasan karena Israel telah menyerang Palestina, terutama terhadap anak-anak dan perempuan di Gaza.
Hingga kini, belasan ribu warga Palestina tewas dengan banyak yang masih belum ditemukan. (*/Mey)