Kota Kosong dan Menjadi Tidak Layak Huni, Ini Bagaimana Perang Mengubah Wajah Palestina

Ket. Foto : Berikut Ini Bagaimana Perang Mengubah Wajah Palestina (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Di tanggal 7 Oktober 2023 lalu menjadi hari pertama Israel melancarkan agresinya ke Palestina.

Israel diketahui melakukan pemboman udara yang tanpa henti di Jalur Gaza dan juga serangan darat dari para pasukan darat Israel yang sebelum gencatan senjata menewaskan lebih dari 15.000 rakyat Palestina.

Perang Hamas-Israel ini telah mengubah kehidupan orang-orang di seluruh wilayah pendudukan Palestina.

Baca Juga: Telah Berlangsung Menahun, Seorang Pakar Sebut Rakyat Palestina Miliki Hak Pertahanan yang Sah

Namun, apa yang berubah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain.

Di wilayah utara Israel yang dekat dengan perbatasan Lebanon, penembakan sporadis terjadi sepanjang hari dan sebagian besar penduduk setempat telah dievakuasi seiring meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah.

Penduduk setempat yang masih tinggal, tinggal di dekat kota hantu dan seringkali melengkapi dirinya dengan alat-alat persenjataan sederhana untuk membela diri.

Baca Juga: Banyak yang Meninggal dan Cedera, Pakar Sebut Menjadi Seorang Anak di Gaza Berarti Hidup dalam Waktu Pinjaman

Mereka yang mengungsi juga termasuk penduduk yang tinggal di Kibbutzim dan kota-kota di Israel selatan dekat Gaza.

Mereka diketahui telah dipindahkan ke hotel, seringkali di lokasi pantai yang indah..

Hal yang berbanding terbalik dengan yang dialami oleh rakyat Palestina yang terpaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian dengan kondisi yang tidak layak dan juga kekurangan air serta makanan.

Baca Juga: Banyak Warga Tidak Punya Tempat Tinggal, Pakar Sebut Tidak Ada yang Menginginkan Auschwitz Lagi di Gaza

Hotel bintang lima di sepanjang pantai Laut Mati tidak lagi memancarkan rasa kemewahan karena keluarga-keluarga tersebar di area umum, anak-anak bermain dengan suara keras di rumah sementara mereka yang baru.

Di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, penggerebekan yang dilakukan oleh militer Israel telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina, sementara warga Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur yang diduduki terus-menerus menghadapi pelecehan oleh polisi dan militer Israel sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Warga Palestina disana berbicara tentang hukuman kolektif yang merupakan tindakan yang merupakan tindakan yang dilakukan oleh otoritas Israel.

Baca Juga: Perang Belum Berakhir, UNICEF Sebut Kaum Anak di Gaza Tidak Hanya Mengalami Cedera Namun Juga Kehilangan Segalanya

Di Jalur Gaza, pemboman telah menyebabkan sebagian besar daerah kantong yang terkepung menjadi reruntuhan yang menyedihkan.

Di kota-kota yang berada di seluruh Israel, serangan roket reguler sebagian besar dapat dicegat oleh sistem Iron Dome.

Ada yang memilih berteduh, ada juga yang masih menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Baca Juga: Israel Gencar Menyerang, Ini Alasan Kenapa Israel Begitu Peduli dalam Menekan Solidaritas Palestina di Universitas Barat

Warga Palestina yang tinggal di Israel dapat menjalani kehidupan sehari-hari  tetapi berbicara secara pribadi tentang sikap mereka yang dibungkam, tidak mampu mengungkapkan solidaritas atau bahkan simpati terhadap rakyat Palestina di kampung halaman mereka. (*/Mey)

 

Bagikan: