Internasional, gemasulawesi – PBB telah meningkatkan kewaspadaan atas lonjakan pengungsian massal di Tepi Barat dan menggambarkannya sebagai pengungsian yang paling parah sejak penjajah Israel memulai pendudukannya hampir 6 dekade yang lalu.
PBB menyatakan agresi militer penjajah Israel yang sedang berlangsung yang kini telah memasuki bulan ketujuh di Tepi Barat utara telah memaksa puluhan ribu warga Palestina meningkatkan rumah mereka sehingga memicu kekhawatiran akan kemungkinan pembersihan etnis.
“Operasi militer di Tepi Barat merupakan yang paling panjang sejak Intifada Kedua pada awal tahun 2000-an,” ujar Juliette Tourna, juru bicara UNRWA.
Dalam kesempatannya berbicara kepada wartawan di Jenewa melalui panggilan video dari Yordania, dia menyatakan apa yang terjadi tengah memengaruhi banyak kamp pengungsi di wilayah itu.
Baca Juga:
UNRWA Perkirakan Penjajah Israel telah Membunuh Anak-Anak Setara dengan 1 Kelas Penuh Setiap Hari
Dia melanjutkan itu juga menyebabkan pengungsian terbesar warga Palestina di Tepi Barat sejak 1967.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM memperingatkan pemindahan paksa massal yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel dapat dianggap sebagai ‘pembersihan etnis’.
Sejak dimulainya agresi penjajah Israel di wilayah utara Tepi Barat pada bulan Januari, khususnya di Jenin dan Tulkarm, sekitar 30.000 warga Palestina masih terus mengungsi.
Hal tersebut menurut Thameen Al-Kheetan, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM atau OHCHR.
Dia melanjutkan selama periode yang sama, pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah pembongkaran untuk sekitar 1.400 rumah di Tepi Barat utara.
Dia juga menyebut angka itu ‘mengkhawatirkan’ dan mencatat pembongkaran yang dilakukan oleh pendudukan penjajah Israel telah menggusur 2.907 warga Palestina di Tepi Barat sejak bulan Oktober 2023.
Dia menyampaikan 2.400 warga Palestina tambahan dengan hampir setengahnya anak-anak terusir karena serangan oleh penjajah Israel.
Dia juga menyatakan penyesalannya hasil kumulatifnya adalah pengosongan sebagian besar wilayah Tepi Barat dari warga Palestina. (*/Mey)